Travelling ke Yogyakarta Saat Menjelang Idul Fitri
Candi Borobudur
Sudah menjadi tradisi libur menjelang Idul Fitri, kami pakai untuk melancong ke kampung orang. Maklum aku orang Jakarta dan suamiku Bogor. Perjalanan Jakarta Bogor cuma butuh waktu 2 jam setengah jika ditempuh dengan motor. Kalau naik kereta butuh 3 jam bisa juga lebih,tergantung situasi jalannya.
Idul Fitri tahun 2014 kami memilih Yogyakarta. Agar hemat biaya transpotasi, aku mendaftarkan anggota keluargaku di even mudik bareng sebuah provider. Karena waktu itu,aku berjualan pulsa. Dapat jatah 1 tiket untuk 4 orang. Pertama kalinya aku ambil tiket ini. Pertama kali juga lebaran dikampung orang.
Kami berangkat dari Gelora Bung Karno, bahagia sekali bisa ikutan mudik, merasakan bagaimana padatnya kendaraan di sepanjang jalur pantura. Tiba di terminal Giwangan tepat jam 2 siang. Kami langsung menuju hotel yang sebelum sudah ku booking jauh-jauh hari,agar mendapat diskon. Kami menyewa dua kamar karena memang berlaku satu kamar maksimal dua orang.
Kala itu kami mendapat hotel hanya 10 menit menuju bandara dan stasiun Tugu juga hanya 10 menit ke Malioboro dengan becak. Setelah istirahat,kami mencari makan untuk berbuka puasa. Kebetulan tidak jauh dari hotel kami menginap ada rumah makan bebek geprek,seporsi cuma 15 ribuan sepaket nasi,bebek,teh manis. Nasi dan teh manis nya bisa refill sepuasnya.
Memang untuk urusan kuliner di Yogyakarta paling top dah dan harganya murah-murah. Untuk nasi gudeg sendiri sebenarnya lebih murah di angkringan sekitar jalan raya yang banyak kita temui. Tapi yang bikin aneh kenapa nasi gudeg lebih mahal di sekitar Malioboro ya??. Dan aku pun disarankan oleh pegawai hotel "jika ingin beli gudeg jangan di Malioboro".
Malam pertama di Yogyakarta kami menyewa 2 becak pulang pergi 50 ribu keliling Malioboro.
Disana juga tempat asyik buat nongkrong.
Parang Tritis
Pagi harinya kami melaksanakan sholat IED di lapangan. Tadinya kami ingin melanjutkan wisata kami dengan berkunjung ke gunung merapi tapi tidak ada travel menuju kesana dihari lebaran. Terpaksa kami hanya berada di kamar hotel. Besok paginya kami melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta dari Stasiun Tugu.
Sudah menjadi tradisi libur menjelang Idul Fitri, kami pakai untuk melancong ke kampung orang. Maklum aku orang Jakarta dan suamiku Bogor. Perjalanan Jakarta Bogor cuma butuh waktu 2 jam setengah jika ditempuh dengan motor. Kalau naik kereta butuh 3 jam bisa juga lebih,tergantung situasi jalannya.
Idul Fitri tahun 2014 kami memilih Yogyakarta. Agar hemat biaya transpotasi, aku mendaftarkan anggota keluargaku di even mudik bareng sebuah provider. Karena waktu itu,aku berjualan pulsa. Dapat jatah 1 tiket untuk 4 orang. Pertama kalinya aku ambil tiket ini. Pertama kali juga lebaran dikampung orang.
Kami berangkat dari Gelora Bung Karno, bahagia sekali bisa ikutan mudik, merasakan bagaimana padatnya kendaraan di sepanjang jalur pantura. Tiba di terminal Giwangan tepat jam 2 siang. Kami langsung menuju hotel yang sebelum sudah ku booking jauh-jauh hari,agar mendapat diskon. Kami menyewa dua kamar karena memang berlaku satu kamar maksimal dua orang.
Kala itu kami mendapat hotel hanya 10 menit menuju bandara dan stasiun Tugu juga hanya 10 menit ke Malioboro dengan becak. Setelah istirahat,kami mencari makan untuk berbuka puasa. Kebetulan tidak jauh dari hotel kami menginap ada rumah makan bebek geprek,seporsi cuma 15 ribuan sepaket nasi,bebek,teh manis. Nasi dan teh manis nya bisa refill sepuasnya.
Memang untuk urusan kuliner di Yogyakarta paling top dah dan harganya murah-murah. Untuk nasi gudeg sendiri sebenarnya lebih murah di angkringan sekitar jalan raya yang banyak kita temui. Tapi yang bikin aneh kenapa nasi gudeg lebih mahal di sekitar Malioboro ya??. Dan aku pun disarankan oleh pegawai hotel "jika ingin beli gudeg jangan di Malioboro".
Malam pertama di Yogyakarta kami menyewa 2 becak pulang pergi 50 ribu keliling Malioboro.
Disana juga tempat asyik buat nongkrong.
Malioboro
Bisa jeprat jepret cantik juga loh atau cari jodoh buat yang jomblo. Disana juga banyak seniman-seniman yang menjual jasa,seperti berdandan seperti pahlawan, pocong, tuyul, kompeni komplit dah disana.
Hari kedua, kami memakai jasa tour travel dari hotel,dikenakan tarif perorang 80 ribuan. Dengan tujuan wisata ke Borobudur,Prambanan,Candi Mendut, dan Keraton Ratu Boko.
Candi Prambanan
Candi Mendut
Candi Borobudur
Keraton Ratu Boko
Di Keraton Ratu Boko juga sering dibuat untuk foto prewedding.
Memang pemandangan disana sungguh menakjubkan. Kita baik keatas bisa menikmati keindahan kota Yogyakarta. Tapi dibalik keindahannya masih terasa aura ghaibnya.
Wisata kami pun berakhir jam 2 siang sampai di hotel. Istirahat kembali mengumpulkan tenaga untuk hari esok.
Hari berikutnya kami memilih berkunjung ke Parangtritis. Kebetulan bus nya lewat depan hotel. Jurusan Parangtritis-Malioboro dengan tarif 10 ribu perorang. Perjalanan nya memakan waktu kurang lebih satu jam.
Untuk mengelilingi pantai kita juga bisa naik Bendi atau menyewa Atv setengah jam untuk bendi 20 perorang dan 40 ribu perorang untuk Atv. Dan tiket masuknya gratis loh. Jika kemalaman disana jug banyak penginapan.
Kami tidak sempat mengunjungi tempat lain. Tapi kami menikmati malam takbir yang sangat luar biasa di Yogyakarta. Ada takbir keliling dan berkumpul di alun-alun. Setiap Masjid perwilayah ikut berpartisipasi.
Pagi harinya kami melaksanakan sholat IED di lapangan. Tadinya kami ingin melanjutkan wisata kami dengan berkunjung ke gunung merapi tapi tidak ada travel menuju kesana dihari lebaran. Terpaksa kami hanya berada di kamar hotel. Besok paginya kami melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta dari Stasiun Tugu.
jogja ga ada matinya yaaa.. wisatanya komplit... kuliner juga banyak dan enak2 :).. tiap kali mudik ke solo, aku slalunya mampir di jogja jg mba.. walo ga nginep sih, krn jaraknya dr solo jg deket..
BalasHapusWow hebat mbak.. puasa2 masih bisa jalan2 ke berbagai candi. Itu kan.... panas banget... hehe.
BalasHapusIya Mba Rita jadi nya rada ngirit dikit.., kali-kali nginap Mba Fanny
BalasHapusIya Mba Rita jadi nya rada ngirit dikit.., kali-kali nginap Mba Fanny
BalasHapusWah ide bagus jug liburan bareng pemudik mbak hehe. Aku blm pernah melakukannya krn anak2ku msh balita, kalau anak2 dah besaran mungkin lbh enak krn udah nggak seberapa ribet lagi bawaannya :D
BalasHapusSelamat mencoba
Hapus