Program "Kita Sama" Dalam Rangka Meningkatkan Kepedulian Sesama Terhadap Masa Depan Anak Penyandang AUTISME
Kebanyakan orang awam autisme, apa itu Autisme Pada sebagian penyandang Austime ada yang terlihat dan ada yang tidak. Tapi yang sangat memprihatinkan adalah ada orang yang menganggap penyandang Austima adalah penyakit nganguan jiwa. Pada hakekatnya Autisme bukan penyakit melainkan anak yang berkebutuhan khusus.
Autisme
Seperti dikutip dari Yayasan Autisme Indonesia
Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun.
Penyebab Autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.
Gejala yang menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami dan berkomunikasi secara verbal.
Selain itu seringkali tampak perilaku aneh yang dilakukan berulang-ulang (perilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-kepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.
Gejala autisme sangat bervariasi. Ada yang berperilaku hiperaktif dan agresif/menyakiti diri sendiri, tapi ada pula yang sangat pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering temper-tantrum (meluapkan emosi tanpa kendali). Kadang mereka menangis, tertawa dan marah-marah tanpa sebab yang jelas. Selain berbeda dalam jenis gejalanya, intensitas gejala autisme juga berbeda-beda, dan sangat ringan sampai sangat berat.
Oleh karena banyaknya perbedaan-perbedaan tersebut diantara masing-masing individu, maka saat ini gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal sebagai autistic spectrum disorder (ASD) Atau gangguan spektrum autistik (GSA)
Autisme dapat terjadi pada siapa saja, tanpa membedakan warna kulit, status sosial ekonomi maupun pendidikan seseorang. Tidak semua individu ASD/GSA memiliki IQ yang rendah. Sebagian dari mereka dapat mencapai pendidikan di perguruan tinggi. Bahkan ada pula yang memiliki kemampuan luar biasa dibidang tertentu (musik, matematika, menggambar).
Prevalensi autisme meningkatbdengan sangat mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Menurut Autism Research Institutebdi San Diego, jumlah individu autistik pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000. Jumlah itu meningkat dengan sangat pesat dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160. Di Indonesia belum ada data yang akurat oleh karena belum ada pusat registrasi untuk autisme.
Namun diperkirakan angka di Indonesia juga mendekati angka diatas. Autisme lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan, degan perbandingan 4:1. Bila gejala autisme dapat dideteksi sejak dininkemudian dilakukan penanganan yang tepat dan intensif, kita dapat membantu anak autistik berkembang secara lebih optimal.
Deteksi Dini Autisme
Untuk dapat mengetahui gejala autisme sejak dini, telah dikembangkan suatu daftar yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers).
Berikut adalah pertanyaan penting bagi orangtua:
1. Apakah anak Anda tertarik pada anak-anak lain?
2. Apakah anak Anda dapat menunjuk untuk memberitahukan ketertarikannya pada sesuatu?
3. Apakah anak Anda pernah membwa suatu benda untuk diperlihatkan kepada orangtua?
4. Apakah anak Anda dapat meniru tingkah laku Anda?
5. Apakah anak Anda berespon bila dipanggil namanya?
6. Bila Anda menunjuk mainannya dari jarak jauh, apakah anak Anda melihat ke mainan tersebut?
Sekiranya jawaban Anda "TIDAK" pada dua atau lebih pertanyaan. Maka Anda sebaiknya berkonsultasi pada pratiksi yang menguasai perkembangan anak dan mendalami bidang autisme.
Program Kita Sama
Tepat (28/2/2016) di Jakarta Gedung BRI Agro lantai 2 jalan Mampang Prapatan Raya no 139B Jakarta Selatan. Interface. BPN & Optima Media dibawah naungan manajemen NAVAPKUS Group, meluncurkan program KITA SAMA yang terdiri dari lomba foto bercerita dan lomba menggambar berwarna yang khusus untuk penyandang autisme dan Para kerabatnya. Lomba ini dibuka untuk umum diseluruh Indonesia. Lomba berlangsung selama lebih dari sebulan dan pada awal Mei 2017 akan diumumkan pemenangnya.
Lomba ini diperuntukkan untuk mendukung para penyandang autisme
Seperti yang dikatakan David Wibowo selaku Presiden Direktur dari NAVAPLUS GROUP menjelaskan " Interface.BPN & Optima Media sebagai agensi komunikasi dalam Media dan Community Merketing mempunyai tujuan samamuntuk memberi manfaat kepada sesama melalui kegiatan-kegiatan komunitas. Menggalakkan kegiatan sosial ini untuk orang lebih peduli.
Rani Karina Basri selaku Community Marketing Director dari Interface.BPN menambahkan mempunyai anak yang berkebutuhan khusus, Program KITA SAMA didahului dengan kontes. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri karena penyandang autisme juga mempunyai cita-cita.
Kang Heris memiliki anak berkebutuhan khusus yang kini berumur 22 tahun, saat umur satu tahun Haikal nama anak Kang Heris masih bisa menirukan kata-kata. Namun belum bisa bicara, tapi dokter salah diagnosis karena memang pada saat itu tahun 1995 autisme masih awam. Beruntung ada teman yang menunjukkan tempat terapis di jalan Kramat. Dengan biaya yang memang tidak murah untuk terapinya.
Berpikir dari segi positif nya "bagaimana menjadikan anak berkebutuhan khusus menjadi mandiri".
Tips: anak berkebutuhan khusus juga dikenalkan pada tempat-tempat umum.
Berbeda dengan Tomy lebih suka dengan Gambar Thomas dan Mbak Yuni ibunya Tomy pun mendaftarkan Tomy pada sekolah menggambar. Dan ternyata ada kemajuan yang sangat pesat.
Ferina,Saskhya &Rani Karina Basri (kiri)
Ferina Widodo dari Yayasan Autisme Indonesia dan juga orangtua dari anak penyandang autisme berumur 23 tahun yang kini berkuliah di Institut Pertanian Bogor dan Yayasan ini berdiri karena kepedulian terhadap anak penyandang autisme. Di Yayasan Autisme Indonesia juga mempunyai kegiatan setiap tahunnya dengan berjalan dari Monas kembali lagi Monas untuk menggali kemampuan dalam diri anak autisme melukis dan bermain musik juga untuk kebersamaan orangtua dari anak penyandang autisme.
Ditiap kegiatannya Yayasan Autisme Indonesia selalu mengelar pameran lukisan karya anak penyandang autisme. Dan juga mengadakan lomba foto sejak 2010 karena dengan foto bisa bicara.
Untuk orangtua penyandang autisme yang tidak mampu diharapkan para orangtua peduli dan banyak mencari informasi. Di Jakarta sudah ada 7 cabang Sekolah Luar Biasa (SLB) yang menerima anak penyandang autisme menengah kebawah bahkan yang tidak mampu pun bisa bersekolah disini.
Jadi kita harus peduli terhadap anak penyandang autisme
Saskhya Aulia Prima, M.Psi dari Tiga Generasi seorang Psikolog dari Tiga Generasi yang fokus menangani anak & permasalahan nya menjelaskan "dengan Art atau Senin itu merupakan salah satu penyaluran bagi penyandang autisme". Dengan dukungan orang terdekat dan lingkungan yang dapat membantu anak penyandang autisme.
Jadi Tujuan dari lomba ini untuk mengali potensi yang ada pada anak penyandang autisme, dengan juri Maya Sujatmiko dikenal sebagai kurator dan konsultan seni dan Willy Yoh berprofesi sebagai dosen di UI dan juga pecinta fotograpi.
Maya Sujatmiko & Willy Yoh (Juri)
Autisme
Seperti dikutip dari Yayasan Autisme Indonesia
Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun.
Penyebab Autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.
Gejala yang menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami dan berkomunikasi secara verbal.
Selain itu seringkali tampak perilaku aneh yang dilakukan berulang-ulang (perilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-kepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.
Gejala autisme sangat bervariasi. Ada yang berperilaku hiperaktif dan agresif/menyakiti diri sendiri, tapi ada pula yang sangat pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering temper-tantrum (meluapkan emosi tanpa kendali). Kadang mereka menangis, tertawa dan marah-marah tanpa sebab yang jelas. Selain berbeda dalam jenis gejalanya, intensitas gejala autisme juga berbeda-beda, dan sangat ringan sampai sangat berat.
Oleh karena banyaknya perbedaan-perbedaan tersebut diantara masing-masing individu, maka saat ini gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal sebagai autistic spectrum disorder (ASD) Atau gangguan spektrum autistik (GSA)
Autisme dapat terjadi pada siapa saja, tanpa membedakan warna kulit, status sosial ekonomi maupun pendidikan seseorang. Tidak semua individu ASD/GSA memiliki IQ yang rendah. Sebagian dari mereka dapat mencapai pendidikan di perguruan tinggi. Bahkan ada pula yang memiliki kemampuan luar biasa dibidang tertentu (musik, matematika, menggambar).
Prevalensi autisme meningkatbdengan sangat mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Menurut Autism Research Institutebdi San Diego, jumlah individu autistik pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000. Jumlah itu meningkat dengan sangat pesat dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160. Di Indonesia belum ada data yang akurat oleh karena belum ada pusat registrasi untuk autisme.
Namun diperkirakan angka di Indonesia juga mendekati angka diatas. Autisme lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan, degan perbandingan 4:1. Bila gejala autisme dapat dideteksi sejak dininkemudian dilakukan penanganan yang tepat dan intensif, kita dapat membantu anak autistik berkembang secara lebih optimal.
Deteksi Dini Autisme
Untuk dapat mengetahui gejala autisme sejak dini, telah dikembangkan suatu daftar yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers).
Berikut adalah pertanyaan penting bagi orangtua:
1. Apakah anak Anda tertarik pada anak-anak lain?
2. Apakah anak Anda dapat menunjuk untuk memberitahukan ketertarikannya pada sesuatu?
3. Apakah anak Anda pernah membwa suatu benda untuk diperlihatkan kepada orangtua?
4. Apakah anak Anda dapat meniru tingkah laku Anda?
5. Apakah anak Anda berespon bila dipanggil namanya?
6. Bila Anda menunjuk mainannya dari jarak jauh, apakah anak Anda melihat ke mainan tersebut?
Sekiranya jawaban Anda "TIDAK" pada dua atau lebih pertanyaan. Maka Anda sebaiknya berkonsultasi pada pratiksi yang menguasai perkembangan anak dan mendalami bidang autisme.
Program Kita Sama
Tepat (28/2/2016) di Jakarta Gedung BRI Agro lantai 2 jalan Mampang Prapatan Raya no 139B Jakarta Selatan. Interface. BPN & Optima Media dibawah naungan manajemen NAVAPKUS Group, meluncurkan program KITA SAMA yang terdiri dari lomba foto bercerita dan lomba menggambar berwarna yang khusus untuk penyandang autisme dan Para kerabatnya. Lomba ini dibuka untuk umum diseluruh Indonesia. Lomba berlangsung selama lebih dari sebulan dan pada awal Mei 2017 akan diumumkan pemenangnya.
Lomba ini diperuntukkan untuk mendukung para penyandang autisme
Seperti yang dikatakan David Wibowo selaku Presiden Direktur dari NAVAPLUS GROUP menjelaskan " Interface.BPN & Optima Media sebagai agensi komunikasi dalam Media dan Community Merketing mempunyai tujuan samamuntuk memberi manfaat kepada sesama melalui kegiatan-kegiatan komunitas. Menggalakkan kegiatan sosial ini untuk orang lebih peduli.
Rani Karina Basri selaku Community Marketing Director dari Interface.BPN menambahkan mempunyai anak yang berkebutuhan khusus, Program KITA SAMA didahului dengan kontes. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri karena penyandang autisme juga mempunyai cita-cita.
Kang Heris memiliki anak berkebutuhan khusus yang kini berumur 22 tahun, saat umur satu tahun Haikal nama anak Kang Heris masih bisa menirukan kata-kata. Namun belum bisa bicara, tapi dokter salah diagnosis karena memang pada saat itu tahun 1995 autisme masih awam. Beruntung ada teman yang menunjukkan tempat terapis di jalan Kramat. Dengan biaya yang memang tidak murah untuk terapinya.
Berpikir dari segi positif nya "bagaimana menjadikan anak berkebutuhan khusus menjadi mandiri".
Tips: anak berkebutuhan khusus juga dikenalkan pada tempat-tempat umum.
Berbeda dengan Tomy lebih suka dengan Gambar Thomas dan Mbak Yuni ibunya Tomy pun mendaftarkan Tomy pada sekolah menggambar. Dan ternyata ada kemajuan yang sangat pesat.
Ferina,Saskhya &Rani Karina Basri (kiri)
Ferina Widodo dari Yayasan Autisme Indonesia dan juga orangtua dari anak penyandang autisme berumur 23 tahun yang kini berkuliah di Institut Pertanian Bogor dan Yayasan ini berdiri karena kepedulian terhadap anak penyandang autisme. Di Yayasan Autisme Indonesia juga mempunyai kegiatan setiap tahunnya dengan berjalan dari Monas kembali lagi Monas untuk menggali kemampuan dalam diri anak autisme melukis dan bermain musik juga untuk kebersamaan orangtua dari anak penyandang autisme.
Ditiap kegiatannya Yayasan Autisme Indonesia selalu mengelar pameran lukisan karya anak penyandang autisme. Dan juga mengadakan lomba foto sejak 2010 karena dengan foto bisa bicara.
Untuk orangtua penyandang autisme yang tidak mampu diharapkan para orangtua peduli dan banyak mencari informasi. Di Jakarta sudah ada 7 cabang Sekolah Luar Biasa (SLB) yang menerima anak penyandang autisme menengah kebawah bahkan yang tidak mampu pun bisa bersekolah disini.
Jadi kita harus peduli terhadap anak penyandang autisme
Saskhya Aulia Prima, M.Psi dari Tiga Generasi seorang Psikolog dari Tiga Generasi yang fokus menangani anak & permasalahan nya menjelaskan "dengan Art atau Senin itu merupakan salah satu penyaluran bagi penyandang autisme". Dengan dukungan orang terdekat dan lingkungan yang dapat membantu anak penyandang autisme.
Jadi Tujuan dari lomba ini untuk mengali potensi yang ada pada anak penyandang autisme, dengan juri Maya Sujatmiko dikenal sebagai kurator dan konsultan seni dan Willy Yoh berprofesi sebagai dosen di UI dan juga pecinta fotograpi.
Maya Sujatmiko & Willy Yoh (Juri)
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar setelah selesai membaca.