Backpacker Ke Baduy Dalam Dan Baduy Luar
Perjalanan kali ini Saya dan teman-teman mengunjungi Suku Baduy. Berkumpul di Stasiun Rangkas Bitung. Kami menyewa mobil elef dari stasiun rangkas Bitung sampai ke Ciboleger. Perjalanan memakan waktu kurang lebih dua jam. Setelah sampai Ciboleger kami melanjutkan perjalanan ke tempat Pak Arif (gaet kami dari suku baduy luar) kurang lebih memakan 1 jam dengan berjalan kaki.
Foto wajib di tugu Selamat Datang Ciboleger
Oh iya, travelling kali ini dengan share cost 125 ribu perorang yaitu makan 3 kali sehari, dan transpotasi dari Rangkas ke Ciboleger juga gaet, tidak termasuk pengeluaran pribadi.
sesi foto bareng saat mau pulang dok. Ipung Koper
foto bareng disamping rumah Pak Arif saat mau pulang dok. Ipung Koper
HARI PERTAMA,
berangkat dari stasiun Rangkas pukul 3 sore walau pun sedikit agak molor 1 jam dari waktu yang ditentukan, karena menunggu sampai peserta berkumpul. Dan akhirnya kami hanya beristirahat dirumah Pak Arif karena sampai nya jam 7 malam.
Jalan yang harus kita lalui menuju rumah Pak Arif
HARI KEDUA,
kami melanjutkan perjalanan ke Baduy Dalam dimana memakan waktu kurang lebih berjalan kaki 3 jam, dengan medan yang cukup lumayan dan butuh stamina yang sehat. Karena track yang dilalui sangat terjal dan naik turun. Melewati beberapa kampung termasuk kampung gazebo. Pulangnya kami melanjutkan perjalanan ke Dandang Ageng (danau besar). Disini kami sempat kesasar, karena Pak Arif belum pernah melalui jalan dari Baduy Dalam ke danau, biasanya dari rumahnya langsung ke danau. Untungnya kami diantar oleh anak kecil namanya Hasan dari Suku Baduy Dalam.
"Oh iya anak kecil disini kuat-kuat dan terlatih loh". Gadis kecilnya sudah mahir membuat kain tenun dan untuk anak laki-laki nya membantu membawa hasil panen durian ke Ciboleger. Disini terkenal enak loh duriannya, perbuah hanya 20 ribuan untuk ukuran sedang juga madu serta kerajinan kain tenun dan pernak-perniknya.
Pak Arif (Baduy Luar) dan Hasan (Baduy Dalam)
soevenir khas Baduy
Anak perempuan suku baduy luar sedang membuat kain tenun
Anak laki-laki suku baduy luar sedang mengangkut hasil panen
Mengenal lebih dekat Suku Baduy Dalam
Jembatan pembatas antara suku Baduy Luar menuju Baduy Dalam disarankan agar menyimpan handphone dan kamera.
Bangunan rumah panggung suku baduy memiliki ciri khas yaitu dibawah nya untuk tempat menyimpan kayu bakar. Rata-rata mereka menikah diumur 19 tahun, dan mereka pun langsung pindah dari rumah orang tuanya. Walau pun mereka masih tinggal satu atap dengan orangtua, mereka harus mempunyai dapur sendiri dengan ruangan di beri dinding pemisah.
Melihat peradaban yang masih menghormati adat leluhur. Dimana masih hidup seadanya tidak mengikut perkembangan zaman. Tidak menggunakan listrik, tidak memakai sendal, tidak berternak sapi dan kambing. Ciri khas yang membedakan antara baduy dalam dan baduy luar adalah baduy dalam menggunakan pakaian bewarna putih dan baduy luar memakai baju berwarna hitam juga sama-sama memakai ikat kepala untuk pria nya.Tidak memakai sabun mandi, sampo atau pasta gigi. Mereka menggosok gigi masih memakai serabut.
Jika mereka sakit, yang mengobatinya seorang tabib dan yang membantu melahirkan adalah seorang dukun beranak.
Ketika Saya menanyakan "kenapa tidak boleh di mengambil gambar atau foto" pada salah satu penduduk Baduy Dalam. Mereka hanya menjawab "cukup ambil foto di Baduy luar saja".
Disarankan agar kita mematuhi dan menghargai apa yang sudah menjadi ketentuan leluhur Baduy Dalam, jika tidak ingin termakan diri sendiri. Disini yang sangat disesalkan, Saya tidak bisa mengabadikan ciri khas rumah panggung Suku Baduy Dalam. Bukan hanya dari tradisi, bentuk rumahnya pun berbeda. Namun agama yang dianutnya sama yaitu Sunda Wiwitan. Selain tidak boleh foto-foto, tamu dilarang berkunjung ke rumah Puun (Ketua Suku Baduy).
Baduy Luar
ciri khas rumah panggung suku Baduy Luar
Leyit (tempat penyimpanan hasil panen)
Wisata yang banyak di datangi wisatawan
Kampung Gazebo
Jembatan Akar
Yaitu jembatan yang terbuat dari akar dan sudah ada sejak zaman jajahan Belanda. Sayangnya kami tidak mampir kesini, dikarenakan butuh waktu seharian dari rumah Pak Arif.
Dandang Ageng
Sebuah danau yang berair tenang dan sangat besar. Dandang yang berarti danau dan Ageng yang berarti besar.Air terjun Sosokan
Asal mulanya disebut air terjun sosokan karena waktu banjir sungai dipenuhi banyak ikan dan mereka mengambilnya dengan sosokan.
Hari Ketiga
kenapa di sebut air terjun ya, padahal gak ada air terjunnya
Kami pergi ke air terjun sosokan, hanya setengah jam perjalanan dari rumah Pak Arif. Melewati sungai dan dengan jalan yang terus menanjak. Harus ekstra hati-hati, karena jalan yang dilalui hanya setapak dan masih banyak yang belum tahu air terjun ini. Setelah selesai foto-foto, dan merasakan segarnya air terjun ini kami beranjak pulang. Pukul 1 siang kami melanjutkan perjalanan pulang. Ada pengalaman menarik yang membuat prihatin. Ada seorang warga asing dari Al-jazair, ingin menanyakan penginapan yang murah dan juga tour guide untuk mengunjungi wisata Baduy. Namun sayangnya, setelah Saya perkenalkan dengan Pak Arif tukang ojek yang ternyata calo itu marah.
Pastikan jangan sampai melalui calo, jika memakai jasa tour guide menurut cerita Pak Arif, biasanya harga yang sudah disepakati berbeda ketika kita sudah sampai di penginapan. Misalnya harga yang disepakati itu 200 ribu, bisa-bisa kita diminta 500 ribu dengan berbagai macam alasannya.
No telpon Pak Arif 081219621374.
Semoga bermanfaat dan sampai bertemu di trip selanjutnya ya..
Wahh asyik juga ya, bisa berinteraksi langsung sama masyarakat sekitar. Teman2 sering ngajakin aku buat ngetrip ke sana juga, tapi aku belum tertarik ihihihi
BalasHapushttp://ursulametarosarini.blogspot.co.id/
Pengalaman yang menarik, saya sendiri baru sekali berkunjung ke Baduy pada tahun 2004. sepertinya tak akan berbeda jauh ya dengan kondisi sekarang mengingat mereka masih memegang teguh adat istiadat kearifan lokalnya.
BalasHapusAku sampai di Baduy luar aja, dan itu rasanya badan gak karuan karena sedang puasa .. sip sip semoga one day bisa sampe masuk Baduy Dalam
BalasHapusitu lumbungnya namanya "leuit" yaaa
Iya mak tempat nyimpan hasil panen
HapusKalo jalan sendiri gimana tuh? Utk guide nya, tks
BalasHapusGa pakai juga gapapa yang penting tau jalan aja
HapusKalo untuk solo
BalasHapustrip recomended ga mba?
Recomended kok asal hati-hati aja
HapusEmak2 zaman now kuat ke baduy , akhirnya aku terjun ke blog nanti aq baca tulisanmu selanjutnya yah hahaha
BalasHapusSiap Farah nantikan cerita selanjutnya
HapusItu elf nya ada jam berapa dan biaya berapa pp dari rangkas ke ciboleger. Trs makan malan disana gimana
BalasHapusKita sewa Ka, makan malam kita bawa logistik belanja di rangkas bitung Ka. Sebaiknya sih ada barengannya biar lebih murah elf. Karena elf cuma sampe jam 2 siang aja yang kesana. Nisa hubungi gaet nya aja Pak Arif.
HapusHai mba, menarik banget tulisannya. btw kalo mau solo trip ke sana bisa nggak?
BalasHapusBisa dong tapi kan enakkan ada teman barengannya cost lebih murah. Kontak aja Pak Arif
HapusTgl 13-15 Sep ada trip lagi perorang 165ribu mepo di stasiun tanahabang
HapusMBA tati Kira Kira kalo biaya dari tanah abang untuk sampai kesana sekitaran berapa MBA.+ Biaya nginap
HapusTanah Abang ke rangkas cuma 8 ribu trus angkotnya 25 ribu sampai Ciboleger dan menginap cuma 50 ribu dirumah Kang Arif aja.
HapusMembantu perjalanan anda menuju baduy,
BalasHapushttps://baduytraveler.blogspot.com
Assalamualaikum.. sy rencana solo trip ke baduy, cp pak.Arif itu baduy luar atau dalem ya mba? Berapa cost menginap di rmh nya?
BalasHapusPak Arif dari Baduy Luar kira-kira cost sekitar 200ribu
HapusMba, No. Contac Pak Arif nya masih aktif gak sekarang?
BalasHapusKlu nginap dirumah beliau, kira2 brp per malam nya? Soalnya ada rencana Solo trip kesana, thanks.
Coba aja hubungi Ka, saya dah lama ga kontak pak Arif
Hapus