Backpaker Ke Curug Ciepeteuy Bogor
Hari sabtu (04/11/2017) grup KOPER (Komunitas Backpacker) kembali mengadakan trip ke Curug Ciepeteuy Bogor, sharecost Rp 45.000/orang dan titik kumpul di RS. Medika Cisalak pukul 07.00 wib. Untuk menuju RS. Medika, Saya dari Stasiun Sawah Besar naik transpotasi Commuter Line dan turun Stasiun Pondok Cina lalu lanjut naik ojek online dengan biaya Rp. 10.000. Dari meeting point kami melanjutkan perjalanan dengan mengendarai sepeda motor, kalau Saya dibonceng.
Total motor peserta ada 15, formasi pun dibagi yang tahu jalan ada dibarisan depan dan dibelakang untuk backup jikalau ada trouble pada peserta lain. Suka nya saya ikutan trip bareng KOPER yaitu saling support, kompak dan setia kawan. Perjalanan dimulai pukul 08.00 wib, di perempatan Depok Baru kami isi bahan bakar dulu. Belum seberapa jauh dari pom bensin, salah satu dari peserta motornya tidak sehat. Jadi terpaksa motornya ditaruh ke rumah temannya yang kebetulan dekat dari lokasi.
Menurut rencana sampai di Bogor pukul 11.00 wib tapi yang namanya perjalanan ada saja kendala nya. Curug Ciepeteuy belum terlalu banyak yang tahu, karena memang baru setahun diresmikan. Seperti biasa kami mengambil jalan lewat Parung Bogor lalu lewat Ci Seeng dan Ciampea. Dari Ciampea mengambil jalur menuju Bogor lalu belok ke Tumaritis dan melewati beberapa kampung. Yang saya ingat lewat kampung Tenjo Laya, disini kami beristirahat sejenak. Oh iya untuk logistik panitia membelinya di pasar Ciampea.
Untuk bisa menuju Curug Ciepeteuy hanya dengan motor atau mobil ukuran sedang. Lumayan perjalanannya, kami sampai di tempat parkiran (rumah penduduk yang menyediakan parkiran khusus pengunjung) pukul 11.30 wib. Untuk tiket masuk dikenakan 15.000/orang. Sebelum berangkat menuju Curug, kami sempatkan dulu untuk sholat dhuhur. Perjalanan ke curug memakan waktu kurang lebih 1 jam dan jalurnya juga lumayan menanjak dan agak sedikit becek karena waktu itu habis hujan.
Menurut salah satu pengunjung disana curug yang ada disana ada 9 curug, namun belum dibuka semua jalurnya. Di area ini juga sering dipakai untuk perkemahan, di area ini juga Curug Ciepeteuy, Curug Segitiga, Leuwi Anteng. Berhubung sudah kesiangan sampai di area curug jadi yang sempat kami singgahi hanya curug ciepeteuy dan Leuwi Anteng saja, dan lagi kondisi alam yang menandakan akan turun hujan.
Curug Ciepeteuy berdekatan dengan Curug Segitiga dan Leuwi Anteng berdekatan. Jadi jika ingin main ke Curug cukup bawa logistik yang cukup, jangan takut kekurangan air. Air di curug ini bisa langsung dikonsumsi. Di area perkemahan juga ada toilet umum, habis main air di curug bisa ganti baju di toilet umum cukup siapkan uang pecahan Rp 2000,- .
Setelah puas mandi di curug, sekitar pukul 17.30 wib kami memutuskan kembali ke basecamp karena memang tidak ada persiapan membawa tenda atau logistik lebih. Memang sejak awal tidak menginap, langsung pulang ke Jakarta. Sesampai di basecamp kami langsung menunaikan sholat magrib. Ternyata sampai di basecamp rencana berubah, mereka ingin lanjut ke Cibodas. Begini deh resiko ikutan trip sama anak muda (hadeuh.. saya pun jadi ikutan). Kapan lagi kan ada kesempatan seperti ini, tapi Saya gak lupa kabarin keluarga dirumah.
Trip ke Kebun Raya Cibodas
Akhirnya terbagilah 2 kelompok, sebagian ada yang pulang kerumah masing-masing dan sebagian lagi melanjutkan ke Cibodas. Rute yang kami lewati Curug Nangka ( sempat masuk juga nih kesini, udah lama juga gak main curug nangka terakhir waktu SMA thn 1996) Curug Luhur, Katulampa, lalu Sentul. Perjalanan kami pun diiringi oleh hujan, lumayan juga kami berteduh disalah satu warung sekitaran puncak. Disekitaran puncak banyak sekali yang menawarkan villa perkamar.
Memang segala sesuatu harus dipersiapkan bila ingin pergi kemana-mana. Di trip kali ini Saya lupa bawa jaket, alhasil sepanjang jalan harus menikmati dinginnya angin malam dan air hujan hingga menusuk tulang. Bersyukur dipinjami jaket oleh cepeh keceh 😀, dia tuh tipe orang yang perhatian jadi wajarlah tiap trip ada aja gosip (biasa kids jaman now, dekat dikit dianggapnya pedekate).
Sampai di Khatumbiri ( salah satu cafe yang ada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango). Khatumbiri juga menyediakan tempat untuk istirahat loh dan itu gratis. Khatumbiri dikelola oleh Bang Iyan anak pecinta alam yang berasal dari Ambon. Khatumbiri menyediakan berbagai minuman hangat seperti teh, kopi khas Pangrango, susu jahe sereh ( favorit saya nih, badan jadi segar lagi minum ini ), teh tubruk, dan juga ada nasi goreng, mie rebus juga roti bakar soal harga jangan takut mahal sangat terjangkau kok dimulai dari harga Rp 5000-10000,- .
Hari sudah tengah malam, kami putuskan beristirahat dulu. Khatumbiri juga menyediakan peralatan sholat untuk wanita dan laki-laki dan juga menyewakan sleeping bag. Fajar pun tiba akhirnya kami memutuskan untuk berkunjung ke Kebun Raya Cibodas, mau nanjak ke Gede Pangrango gak ada persiapan. Ke Kebun Raya Cibodas, pengunjung saat itu membludak karena memang weekend. Ada yang pergi bersama keluarga atau perusahaan yang mengadakan gathering.
Ke Kebun Raya banyak sekali yang bisa dilihat seperti berbagai macam jenis pohon ada disini, curug, rumah kaca. Sayang sekali kami hanya sebentar dan tidak bisa ke rumah kaca yang menjadi icon wisata Kebun Raya Cibodas dan tiketnya cukup murah Rp 10.000 saja. Lumayan sih bisa foto-foto dan ngopi disini, pukul 12.30 wib kami harus bersiap-siap pulang ke Jakarta.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir dan sampai jumpa di trip selanjutnya. Setiap perjalanan pasti mempunyai cerita unik yang berbeda. Keseruan kami juga bisa dilihat di link youtube Tati Suherman https://youtu.be/eqpq7PNVwPs
Saat yang lain main ke curug kami disini ngopi cantik di area perkemahan Curug Ciepeteuy
Total motor peserta ada 15, formasi pun dibagi yang tahu jalan ada dibarisan depan dan dibelakang untuk backup jikalau ada trouble pada peserta lain. Suka nya saya ikutan trip bareng KOPER yaitu saling support, kompak dan setia kawan. Perjalanan dimulai pukul 08.00 wib, di perempatan Depok Baru kami isi bahan bakar dulu. Belum seberapa jauh dari pom bensin, salah satu dari peserta motornya tidak sehat. Jadi terpaksa motornya ditaruh ke rumah temannya yang kebetulan dekat dari lokasi.
Lumayan menanjak jalur menuju area Curug Ciepeteuy
Menurut rencana sampai di Bogor pukul 11.00 wib tapi yang namanya perjalanan ada saja kendala nya. Curug Ciepeteuy belum terlalu banyak yang tahu, karena memang baru setahun diresmikan. Seperti biasa kami mengambil jalan lewat Parung Bogor lalu lewat Ci Seeng dan Ciampea. Dari Ciampea mengambil jalur menuju Bogor lalu belok ke Tumaritis dan melewati beberapa kampung. Yang saya ingat lewat kampung Tenjo Laya, disini kami beristirahat sejenak. Oh iya untuk logistik panitia membelinya di pasar Ciampea.
Keren pemandangannya.
Untuk bisa menuju Curug Ciepeteuy hanya dengan motor atau mobil ukuran sedang. Lumayan perjalanannya, kami sampai di tempat parkiran (rumah penduduk yang menyediakan parkiran khusus pengunjung) pukul 11.30 wib. Untuk tiket masuk dikenakan 15.000/orang. Sebelum berangkat menuju Curug, kami sempatkan dulu untuk sholat dhuhur. Perjalanan ke curug memakan waktu kurang lebih 1 jam dan jalurnya juga lumayan menanjak dan agak sedikit becek karena waktu itu habis hujan.
Motor kami parkir disini, eh ada cepeh keceh entah ngechat siapa dia. 😆
Menurut salah satu pengunjung disana curug yang ada disana ada 9 curug, namun belum dibuka semua jalurnya. Di area ini juga sering dipakai untuk perkemahan, di area ini juga Curug Ciepeteuy, Curug Segitiga, Leuwi Anteng. Berhubung sudah kesiangan sampai di area curug jadi yang sempat kami singgahi hanya curug ciepeteuy dan Leuwi Anteng saja, dan lagi kondisi alam yang menandakan akan turun hujan.
Bagus nih untuk foto-foto
Curug Ciepeteuy berdekatan dengan Curug Segitiga dan Leuwi Anteng berdekatan. Jadi jika ingin main ke Curug cukup bawa logistik yang cukup, jangan takut kekurangan air. Air di curug ini bisa langsung dikonsumsi. Di area perkemahan juga ada toilet umum, habis main air di curug bisa ganti baju di toilet umum cukup siapkan uang pecahan Rp 2000,- .
Keren kan foto diantara pohon pinus
Curug Ciepeteuy
Setelah puas mandi di curug, sekitar pukul 17.30 wib kami memutuskan kembali ke basecamp karena memang tidak ada persiapan membawa tenda atau logistik lebih. Memang sejak awal tidak menginap, langsung pulang ke Jakarta. Sesampai di basecamp kami langsung menunaikan sholat magrib. Ternyata sampai di basecamp rencana berubah, mereka ingin lanjut ke Cibodas. Begini deh resiko ikutan trip sama anak muda (hadeuh.. saya pun jadi ikutan). Kapan lagi kan ada kesempatan seperti ini, tapi Saya gak lupa kabarin keluarga dirumah.
Selesai main air di curug ganti baju dulu yuk.
Peserta lain sedang menyiapkan makan siang sementara kami main ke curug
Makan siang menjelang sore
Trip ke Kebun Raya Cibodas
Foto bareng di salah satu curug Kebun Raya Cibodas
Akhirnya terbagilah 2 kelompok, sebagian ada yang pulang kerumah masing-masing dan sebagian lagi melanjutkan ke Cibodas. Rute yang kami lewati Curug Nangka ( sempat masuk juga nih kesini, udah lama juga gak main curug nangka terakhir waktu SMA thn 1996) Curug Luhur, Katulampa, lalu Sentul. Perjalanan kami pun diiringi oleh hujan, lumayan juga kami berteduh disalah satu warung sekitaran puncak. Disekitaran puncak banyak sekali yang menawarkan villa perkamar.
Khatumbiri Cafe keren di Cimacan-Cibodas
Memang segala sesuatu harus dipersiapkan bila ingin pergi kemana-mana. Di trip kali ini Saya lupa bawa jaket, alhasil sepanjang jalan harus menikmati dinginnya angin malam dan air hujan hingga menusuk tulang. Bersyukur dipinjami jaket oleh cepeh keceh 😀, dia tuh tipe orang yang perhatian jadi wajarlah tiap trip ada aja gosip (biasa kids jaman now, dekat dikit dianggapnya pedekate).
Sampai di Khatumbiri langsung pesan susu jahe sereh dan mie rebus
Sampai di Khatumbiri ( salah satu cafe yang ada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango). Khatumbiri juga menyediakan tempat untuk istirahat loh dan itu gratis. Khatumbiri dikelola oleh Bang Iyan anak pecinta alam yang berasal dari Ambon. Khatumbiri menyediakan berbagai minuman hangat seperti teh, kopi khas Pangrango, susu jahe sereh ( favorit saya nih, badan jadi segar lagi minum ini ), teh tubruk, dan juga ada nasi goreng, mie rebus juga roti bakar soal harga jangan takut mahal sangat terjangkau kok dimulai dari harga Rp 5000-10000,- .
Khatumbiri juga menjual biji kopi khas Pangrango
Ke Kebun Raya banyak sekali yang bisa dilihat seperti berbagai macam jenis pohon ada disini, curug, rumah kaca. Sayang sekali kami hanya sebentar dan tidak bisa ke rumah kaca yang menjadi icon wisata Kebun Raya Cibodas dan tiketnya cukup murah Rp 10.000 saja. Lumayan sih bisa foto-foto dan ngopi disini, pukul 12.30 wib kami harus bersiap-siap pulang ke Jakarta.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir dan sampai jumpa di trip selanjutnya. Setiap perjalanan pasti mempunyai cerita unik yang berbeda. Keseruan kami juga bisa dilihat di link youtube Tati Suherman https://youtu.be/eqpq7PNVwPs
Curugnya secuil amat ya.. hehe.. dpt jatah foto juga cuma satu.. kasihan banget itu curug
BalasHapusYa ampun curugnya mungil banget. Tapi masih sepi sih ya, jadi seru kalo buat didatangin.
BalasHapusWah, sejuknyaaaa, enka ya rame2 ngebotram gitu 😍
BalasHapusaduh asyinya lewat hutan pinus jadi gak panas ya malah seger
BalasHapusWahhhh, mak Tati sekarang semakin always happy ih, seneng ngeliatnya.... Pengen deh ikutan menikmati hidup di alam kayak gitu.. Next traveling brg yuksss
BalasHapusaduh serunya, rame-rame liat ijo-ijo :D sejuk!
BalasHapus