Hepatitis B Penyakit Menular Yang Membahayakan Jiwa Kita
Penyakit Hepatitis termasuk penyakit tidak menular, namun silent killer atau dapat membunuh secara diam-diam tanpa kita sadari. Hepatitis artinya peradangan hati yang bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Bahkan bayi didalam kandungan pun bisa tertular, karena penyakit hepatitis ditularkan melalui sel darah.
Kalau orang awam mengenalnya penyakit kuning atau Lever. Biasanya penderita ditandai dengan mata dan kulit yang agak kekuningan. Penyakit ini biasanya dialami oleh orang-orang yang mengkonsumsi minuman keras (miras). Namun yang mengalami kuning hanya 10 persen dan 90 persennya tidak bergejala.
Gejala
Gejala akan muncul 15-50 hari (rata-rata 28 hari). Setelah mengkonfirmasi makanan yang tercemar Hepatitis A, gejala yang muncul bervariasi bisa ringan sampai berat, berupa:
-Demam
-Rasa lemas dan lesu
-Nafsu makan berkurang tidak ada nafsu makan
-Mual, muntah
-Nyeri pada perut bagian kanan atas
-Air kencing berwarna teh
-Ikterus, warna kekuningan yang bisa terlihat pada mata dan kulit
-Makin muda usia anak gejala yang muncul umumnya tidak khas atau kadang tidak memberikan gejala
Tidak ada pengobatan khusus, pengobatan hanya bersifat simptomatis dan menjaga keseimbangan nutrisi. Hepatitis A bisa dihindari atau dicegah dengan menjaga kebersihan anatara lain yaitu
1.Makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari bebas dari pencemaran virus Hepatitis A. Antara lain dengan memasak sampai mendidih dengan air bersih sebelum dimakan
2. Budayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS):
-Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah buang air besar, setelah mengganti popok bayi
-Buang air besar di jamban yang memenuhi standar kesehatan
3. Pemberian imunisasi Hepatitis A
Hepatitis B adalah suatu penyakit yang menyerang hati disebabkan oleh virus hepatitis B, bersifat akuy dan kronik serta dapat mengakibatkan Sirosis (pengerasan hati dan kanker hati).
Dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh penderita seperti sperma,air liur, cairan otak. Setiap orang bisa tertular Hepatitis B, tetapi beberapa kelompok lebih berisiko (risiko tinggi) terkena Hepatitis B antara lain:
-Bayi dari ibu penderita hepatitis B
-Bekerja dengan darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik)
-Pengguna jarum suntik tidak steril/bergantian (penasun)
-Pengguna tatto, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, menicure/pedicure tidak steril.
-Pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita
-Pasangan homosex
-Sering berganti-ganti pasangan
Gejala
Penderita Hepatitis B biasanya tanpa gejala ringan berupa:
-cepat lelah
-demam
-mual, nyeri perut
-nafsu makan berkurang,
Sebagian besar orang tidak mengetahui telah tertular virus Hepatitis B oleh karena itu Hepatitis B sering terlambat diketahui.
Pencegahan
Pemberian kekebalan melalui Imunisasi Hepatitis B
-Imunisasi aktif
HB 0 diberikan segera setelah bayi lahir (kurang dari 12 jam) lanjutkan 3 dosis pada usia 2,3 dan 4 bulan (sesuai dengan program imunisasi nasional)
-Imunisasi pasif (imunoglobulin) diberikan setelah terkontaminasi darah penderita pada bayi baru lahir dari ibu yang menderita hepatitis B
-Imunisasi pada remaja dan dewasa dilakukan setelah tes laboratorium.
Sebaiknya melakukan pemeriksaan hepatitis B bagi ibu hamil untuk mencegah penularan terhadap bayi yang dikandung.
Hepatitis B dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko yaitu:
-Tidak menggunakan alat-alat pribadi (sikat gigi, pisau cukur, pemotong kuku) secara bergantian
-Tidak melakukan tatto, tindik dengan alat yang tidak steril
-Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian bagi pengguna narkoba suntik
-Tidak menggunakan alat pengobatan tradisional yang tidak steril (akupuntur, alat-alat bekam).
Hepatitis C adalah suatu penyakit yang menyerang hati diaebabkan oleh Virua Hepatitis C, bersifat akut dan kronik serta dapat mengakibatkan Sirosis (pengerasan hati dan kanker hati)
Penularan
Dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh penderita. Setiap orang bisa tertular Hepatitis C, tetapi beberapa kelompok lebih berisiko tinggi terkena Hepatitis C antara lain:
-bekerja dengan darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik)
-pengguna jarum suntik tidak steril/bergantian (IDU)
-pengguna tatto, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, menicure/pedicure tidak steril
-pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita
-pasangan homosex
-sering berganti-ganti pasangan
Biasanya penderita Hepatitis C tanpa mengalami gejala atau gejala ringan berupa:
-cepat lelah
-mual, nyeri perut
-demam
-nafsu makan berkurang
Sebagian besar orang tidak mengetahui telah tertular virus Hepatitis C, oleh karena itu Hepatitis C sering terlambat diketahui untuk itu perlu deteksi dini. Untuk mengetahui seseorang tertular Hepatitis C diperlukan pemeriksaan darah (antiHCV). Pencegahan pun bisa dilakukan seperti penderita Hepatitis A dan B. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah Hepatitis C sehingga pencegahan utama adalah menghindari faktor risiko.
Kalau orang awam mengenalnya penyakit kuning atau Lever. Biasanya penderita ditandai dengan mata dan kulit yang agak kekuningan. Penyakit ini biasanya dialami oleh orang-orang yang mengkonsumsi minuman keras (miras). Namun yang mengalami kuning hanya 10 persen dan 90 persennya tidak bergejala.
Penyakit Hepatitis
Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia. Hepatitis Virus terdiri dari Hepatitis A,B,C,D dan E, antara Hepatitis yang satu dengan yang lainnya tidak saling berkaitan. Menurut data dari WHO Virus Hepatitis B telah menginfeksi dua milyar orang didunia.
Parahnya lagi 240 juta orang merupakan pengidap virus hepatitis B Kronis, penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan 170 juta orang dan sekitar 1.500.000 penduduk dunia meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C.
Mirisnya Indonesia merupakan negara dengan pengidap Hepatitis B nomor 2 terbesar sesudah Myanmar diantara negara-negara anggota WHO SEAR (South East Asian Region)
Diperkirakan 23 juta penduduk Indonesia pernah terinfeksi virus Hepatitis B (menunjukkan 1 diantara 10 penduduk telah terinfeksi), sedangkan penderita Hepatitis C diperkirakan 5 juta orang. Penyakit Hepatitis A dan E dapat muncul sebagai kejadian luar biasa yang dapat meresahkan masyarakat.
Hepatitis A dan E ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh virus tersebut, sedangkan Hepatitis B, C dan D ditularkan melalui darah, hubungan seksual dan kulit terbuka.
Mengenal Penyakit Hepatitis dan gejalanya
Hepatitis A adalah suatu penyakit infeksi pada organ hati yang disebabkan virus Hepatitis A yang berasal daru tinja penderita.Gejala
Gejala akan muncul 15-50 hari (rata-rata 28 hari). Setelah mengkonfirmasi makanan yang tercemar Hepatitis A, gejala yang muncul bervariasi bisa ringan sampai berat, berupa:
-Demam
-Rasa lemas dan lesu
-Nafsu makan berkurang tidak ada nafsu makan
-Mual, muntah
-Nyeri pada perut bagian kanan atas
-Air kencing berwarna teh
-Ikterus, warna kekuningan yang bisa terlihat pada mata dan kulit
-Makin muda usia anak gejala yang muncul umumnya tidak khas atau kadang tidak memberikan gejala
Tidak ada pengobatan khusus, pengobatan hanya bersifat simptomatis dan menjaga keseimbangan nutrisi. Hepatitis A bisa dihindari atau dicegah dengan menjaga kebersihan anatara lain yaitu
1.Makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari bebas dari pencemaran virus Hepatitis A. Antara lain dengan memasak sampai mendidih dengan air bersih sebelum dimakan
2. Budayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS):
-Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah buang air besar, setelah mengganti popok bayi
-Buang air besar di jamban yang memenuhi standar kesehatan
3. Pemberian imunisasi Hepatitis A
Hepatitis B adalah suatu penyakit yang menyerang hati disebabkan oleh virus hepatitis B, bersifat akuy dan kronik serta dapat mengakibatkan Sirosis (pengerasan hati dan kanker hati).
Dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh penderita seperti sperma,air liur, cairan otak. Setiap orang bisa tertular Hepatitis B, tetapi beberapa kelompok lebih berisiko (risiko tinggi) terkena Hepatitis B antara lain:
-Bayi dari ibu penderita hepatitis B
-Bekerja dengan darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik)
-Pengguna jarum suntik tidak steril/bergantian (penasun)
-Pengguna tatto, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, menicure/pedicure tidak steril.
-Pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita
-Pasangan homosex
-Sering berganti-ganti pasangan
Gejala
Penderita Hepatitis B biasanya tanpa gejala ringan berupa:
-cepat lelah
-demam
-mual, nyeri perut
-nafsu makan berkurang,
Sebagian besar orang tidak mengetahui telah tertular virus Hepatitis B oleh karena itu Hepatitis B sering terlambat diketahui.
Pencegahan
Pemberian kekebalan melalui Imunisasi Hepatitis B
-Imunisasi aktif
HB 0 diberikan segera setelah bayi lahir (kurang dari 12 jam) lanjutkan 3 dosis pada usia 2,3 dan 4 bulan (sesuai dengan program imunisasi nasional)
-Imunisasi pasif (imunoglobulin) diberikan setelah terkontaminasi darah penderita pada bayi baru lahir dari ibu yang menderita hepatitis B
-Imunisasi pada remaja dan dewasa dilakukan setelah tes laboratorium.
Sebaiknya melakukan pemeriksaan hepatitis B bagi ibu hamil untuk mencegah penularan terhadap bayi yang dikandung.
Hepatitis B dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko yaitu:
-Tidak menggunakan alat-alat pribadi (sikat gigi, pisau cukur, pemotong kuku) secara bergantian
-Tidak melakukan tatto, tindik dengan alat yang tidak steril
-Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian bagi pengguna narkoba suntik
-Tidak menggunakan alat pengobatan tradisional yang tidak steril (akupuntur, alat-alat bekam).
Hepatitis C adalah suatu penyakit yang menyerang hati diaebabkan oleh Virua Hepatitis C, bersifat akut dan kronik serta dapat mengakibatkan Sirosis (pengerasan hati dan kanker hati)
Penularan
Dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh penderita. Setiap orang bisa tertular Hepatitis C, tetapi beberapa kelompok lebih berisiko tinggi terkena Hepatitis C antara lain:
-bekerja dengan darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik)
-pengguna jarum suntik tidak steril/bergantian (IDU)
-pengguna tatto, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, menicure/pedicure tidak steril
-pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita
-pasangan homosex
-sering berganti-ganti pasangan
Biasanya penderita Hepatitis C tanpa mengalami gejala atau gejala ringan berupa:
-cepat lelah
-mual, nyeri perut
-demam
-nafsu makan berkurang
Sebagian besar orang tidak mengetahui telah tertular virus Hepatitis C, oleh karena itu Hepatitis C sering terlambat diketahui untuk itu perlu deteksi dini. Untuk mengetahui seseorang tertular Hepatitis C diperlukan pemeriksaan darah (antiHCV). Pencegahan pun bisa dilakukan seperti penderita Hepatitis A dan B. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah Hepatitis C sehingga pencegahan utama adalah menghindari faktor risiko.
28 Juli 2018 diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia ke-9
Dari ki-kan Anjarisme, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes dan Dr. dr. Andri Sanityoso Sulaiman, SpPD-KGEH
Dalam memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang ke-9 (27/7/2018) bertempat di gedung Kemenkes-Kuningan diadakan temu blogger. Tujuan dari diskusi ini agar informasi tentang penyakit Hepatitis dapat tersebar di masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh dr.Wiendra Waworuntu,M.Kes Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI JKN banyak dipakai untuk mengobati penyakit ini.
Bisa dibayangkan berapa besar kerugian negara untuk membiayai penyakit Hepatitis. Diharapkan di tahun 2030 Eliminasi Hepatitis B. Dr. dr. Andri Sanityoso Sulaiman, SpPD-KGEH kjen PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia pun menyarankan begitu pentingnya vaksin Hepatitis untuk mencegah Kanker Hati. Program vaksinasi ini diharapkan berhasil untuk menekan angka kematian. Hepatitis B buka penyakit turunan melainkan ditularkan oleh si Ibu.
Kalau bayi yang tertular Hepatitis akan mengalami kerusakan hati (Sirosis) pada usia produktif. Hepatitis C dapat diobati 95 persen bisa sembuh total dengan minum obat secara rutin selama 3 atau 6 bulan.
Mengangkat tema "Deteksi Dini Hepatitis Selamatkan Generasi Penerus Bangsa". Indonesia sudah melakukan upaya pengendalian Hepatitis B sejak tahun 2014. Pada tahun 2014 dilakukan pilot project Deteksi Dini Hipertensi B (DDHB) pada ibu hamil di Provinsi DKI Jakarta dan Tahun 2015 DDHB dilaksanakan pada beberapa provinsi pengembangan.
Tahun 2016 DDHB sudah dilaksanakan secara nasional. Kegiatan DDHB meliputi pwmeriksaan ibu hamil untuk mengetahui status Hepatitis B, apabila hasil pemeriksaan ibu hamil tersebut reaktif maka dilakukan pemantauan sampai bersalin.
Anak yang lahir dari ibu hamil yang status Hepatitis B reaktif diberikan HB0 (dosis lahir) dan HBIG sebelum 24 jam. Melaksanakan DDHB berarti telah melakukan upaya Deteksi Dini untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa di masa depan.
Capaian Pengendalian Hepatitis di Indonesia (2016-Juni 2018):
1. Sosialisasi faktor risiko Penyakit Hepatitis di 34 provinsi
2. Melakukan Imunisasi rutin Hepatitis B pada bayi di 34 provinsi dengan capaian >93,5%
3. Deteksi Dini Hepatitis B sudah dilakukan di 34 provinsi dan 244 kab/kota
4. Telah dilakukan Deteksi Dini Hepatitis sebanyak 742.767 ibu hamil dan berhasil memproteksi 7.268 bayi terhadap ancaman penularan vertikal dari ibunya.
Semoga semakib banyak lagi masyarakat yang sadar bahwa virus Hepatitis B ada disekitar kita.
Info yang sangat bagus
BalasHapus