Menjaga Komunikasi Keluarga Dalam Menghadapi Industri 4.0
Komunikasi yang baik adalah suatu jembatan atau penghubung bagi setiap manusia di muka bumi ini. Dalam pekerjaan, berteman dan terlebih penting lagi dalam keluarga. Komunikasi berperan penting agar terbina dan terciptanya suatu hubungan baik. Komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Jarak pun bukan suatu halangan yang membuat kita harus putus komunikasi. Kalau jaman dulu komunikasi jarak jauh bisa dilakukan dengan surat menyurat yang dikirim melalui pos.
Seiring berkembangnya jaman, kita pun tetap terhubung meski beda benua. Bisa dengan video call atau telpon biasa. Banyak sekali keuntungan yang didapatkan dari digital yang semakin berkembang ini. Dibalik kebaikan ada juga beberapa sisi negatifnya, bila kita terbawa arus oleh tehnologi yang semakin canggih ini. Yang jauh terasa dekat dan yang dekat terasa jauh, filsafah seperti ini pun kini terjadi.
Sadar ga sih bila didalam keluarga, komunikasi jarang terjadi, akibat kesibukan masing-masing. Bahkan untuk berkumpul pun butuh waktu yang panjang. Peran ayah untuk menghidupi kebutuhan keluarga, mengharuskannya hanya pagi dan malam diam dirumah. Bahkan peran ibu yang seharusnya dirumah, memperhatikan dan menjaga anak-anak karena tuntutan ekonomi mengharuskannya bekerja. Akibatnya banyak terjadi si anak mencari perhatian diluar atau mencari kesenangan, untuk menutupi rasa kesepian akibat kurangnya kasih sayang dalam keluarga.
Disini banyak kasus pornografi, pelecehan dan masih banyak lagi karena dampak kurangnya komunikasi dalam keluarga. Banyak cara untuk mengatasi permasalahan seperti itu. Menambah waktu bersama keluarga adalah hal paling efektif untuk menghindari terbentuknya perilaku anak-anak yang broken home.
Menjaga komunikasi dalam keluarga di jaman industri digital seperti sangatlah penting. |
Sadar ga sih bila didalam keluarga, komunikasi jarang terjadi, akibat kesibukan masing-masing. Bahkan untuk berkumpul pun butuh waktu yang panjang. Peran ayah untuk menghidupi kebutuhan keluarga, mengharuskannya hanya pagi dan malam diam dirumah. Bahkan peran ibu yang seharusnya dirumah, memperhatikan dan menjaga anak-anak karena tuntutan ekonomi mengharuskannya bekerja. Akibatnya banyak terjadi si anak mencari perhatian diluar atau mencari kesenangan, untuk menutupi rasa kesepian akibat kurangnya kasih sayang dalam keluarga.
Menjadi mereka sahabat adalah cara ampuh untuk bisa mendampinginya |
Disini banyak kasus pornografi, pelecehan dan masih banyak lagi karena dampak kurangnya komunikasi dalam keluarga. Banyak cara untuk mengatasi permasalahan seperti itu. Menambah waktu bersama keluarga adalah hal paling efektif untuk menghindari terbentuknya perilaku anak-anak yang broken home.
Lalu bagaimana cara menjaga komunikasi dalam keluarga untuk menghadapi industri 4.0 ???
Saya mempunyai cara untuk menjaga komunikasi dalam keluarga. Beruntung profesi sebagai freelancer bisa membuat saya lebih memperhatikan anak-anak dirumah maupun diluar rumah. Suami pun tempatnya bekerja tidak jauh dari rumah. Jadi dia sempat makan siang dirumah, dan sholat dirumah. Kedua putri saya, si sulung sudah duduk di semester tiga dan sibungsu sudah duduk di smk kelas 11.
Setiap pagi mereka saya antar ke sekolah, dan sebelum saya melakukan kegiatan diluar. Terlebih dahulu menunaikan kewajiban saya sebagai ibu rumah tangga. Membuatkan makanan untuk suami dan anak-anak sarapan dan makan siang setiap hari. Banyak waktu untuk membuat kami berkumpul pada saat malam setelah magrib. Kami berkumpul bisa di kamar dede atau kaka kadang juga dikamar tidur saya dan suami.
Disitu kami sebagai orangtua menanyakan kegiatan mereka saat disekolah. Topik yang dibicarakan tentang teman, pelajaran atau yang lainnya. Sejak kecil mereka sudah terbiasa menceritakan apa saja yang mereka hadapi saat mereka diluar. Maka nya anak-anak biasa bercerita ketika mereka pulang sekolah. Dari masalah teman yang suka nyontek, guru yang killer atau perasaan suka terhadap teman cowok. Itu mereka ceritakan tanpa ada yang ditutupi.
Didalam keluarga kami, anak sudah sejak dini di ajarkan untuk berkata jujur. Trik saya untuk menjaga komunikasi dan memantau anak-anak yang kini beranjak remaja adalah:
-Sukai apa yang mereka sukai, misal mereka suka kpop atau drama korea. Nah saya pun mengikuti nya.
-Berteman dengan mereka didunia maya, kalau anak-anak update status, saya bisa langsung tau dan kira-kira ada status negatif bisa saya tegur baik-baik dirumah.
-Berteman dengan teman mereka, saya dan suami tidak pernah melarang anak-anak mau berteman dengan siapa. Jadi jika ada salah satu teman yang nakal, saya memberinya pandangan dan teguran halus. Ingat ya.. anak jaman sekarang tidak mau digurui, maksimal kita menasehati mereka sebagai sahabat mereka bukan orangtuanya.
Tiga cara itu yang saya terapkan untuk tetap menjaga komunikasi dengan anak milenal jaman now. Saya dan anak-anak pun sering bertukar informasi.
Sering melakukan kegiatan bareng agar keharmonisan keluarga tetap terjaga |
Disitu kami sebagai orangtua menanyakan kegiatan mereka saat disekolah. Topik yang dibicarakan tentang teman, pelajaran atau yang lainnya. Sejak kecil mereka sudah terbiasa menceritakan apa saja yang mereka hadapi saat mereka diluar. Maka nya anak-anak biasa bercerita ketika mereka pulang sekolah. Dari masalah teman yang suka nyontek, guru yang killer atau perasaan suka terhadap teman cowok. Itu mereka ceritakan tanpa ada yang ditutupi.
Didalam keluarga kami, anak sudah sejak dini di ajarkan untuk berkata jujur. Trik saya untuk menjaga komunikasi dan memantau anak-anak yang kini beranjak remaja adalah:
-Sukai apa yang mereka sukai, misal mereka suka kpop atau drama korea. Nah saya pun mengikuti nya.
-Berteman dengan mereka didunia maya, kalau anak-anak update status, saya bisa langsung tau dan kira-kira ada status negatif bisa saya tegur baik-baik dirumah.
-Berteman dengan teman mereka, saya dan suami tidak pernah melarang anak-anak mau berteman dengan siapa. Jadi jika ada salah satu teman yang nakal, saya memberinya pandangan dan teguran halus. Ingat ya.. anak jaman sekarang tidak mau digurui, maksimal kita menasehati mereka sebagai sahabat mereka bukan orangtuanya.
Tiga cara itu yang saya terapkan untuk tetap menjaga komunikasi dengan anak milenal jaman now. Saya dan anak-anak pun sering bertukar informasi.
Dampak industri 4.0 dalam pembangunan keluarga
Foto bareng bersama narasumber dok. Said |
Kemarin di Gedung Bkkbn Pusat dikawasan Halim Jakarta Timur (14/11/2018). Saya bersama teman blogger menghadiri pertemuan blogger. Pertemuan kali ini diskusi tentanv pembangunan keluarga di era industri 4.0. Bersama Bapak M.Yani Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Bkkbn, Bapak Pribudiarta Nur Sitepu MM selaku sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, dan Psikolog anak dan remaja Roslina Verauli.
Revolusi industri 4.0 menjadi peluang sekaligis tantangan bagi pemerintah. Untuk menghadapi dampak industri 4.0 pada keluarga, Bkkbn melakukan pendekatan ke tiap pelosok di Indonesia. Melihat masih banyak angka kelahiran pada perempuan remaja usia 15-19 tahun masih tinggi, banyak perkawinan usia muda, terdapat kesenjangan dalam pembinaan pemahaman remaja, tingginya perilaku sek pra nikah, dan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan berperilaku berisiko masih rendah.
Seperti yang Verauli jelaskan karakter kita terbentuk karena campur tangan dari keluarga. Sikap seseorang menggambarkan keluarganya. Psikolog anak dan remaja ini mengajak keluarga Indonesia kembali ke meja makan. Berkumpul agar keluarga menjadi harmonis maka terbentuk karakter anak yang bahagia, positive thinking dan cerah masa depannya. Dalam keluarga harus terbiasa berbagi informasi, ide dan perasaan satu sama lain.
Revolusi industri 4.0 menjadi peluang sekaligis tantangan bagi pemerintah. Untuk menghadapi dampak industri 4.0 pada keluarga, Bkkbn melakukan pendekatan ke tiap pelosok di Indonesia. Melihat masih banyak angka kelahiran pada perempuan remaja usia 15-19 tahun masih tinggi, banyak perkawinan usia muda, terdapat kesenjangan dalam pembinaan pemahaman remaja, tingginya perilaku sek pra nikah, dan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan berperilaku berisiko masih rendah.
Seperti yang Verauli jelaskan karakter kita terbentuk karena campur tangan dari keluarga. Sikap seseorang menggambarkan keluarganya. Psikolog anak dan remaja ini mengajak keluarga Indonesia kembali ke meja makan. Berkumpul agar keluarga menjadi harmonis maka terbentuk karakter anak yang bahagia, positive thinking dan cerah masa depannya. Dalam keluarga harus terbiasa berbagi informasi, ide dan perasaan satu sama lain.
Membangun komunikasi itu bisa dilakukan dengan banyak cara ya. Yang penting memang diniatkan. Jarak bukan jadi alasan, apalagi di era revolusi industri 4.0 ini.
BalasHapusSalut buat emak-emak travelers, meski lagi jalan-jalan tetep pantau komunikasi dengan keluarga
Yuk jadi sahabat anak 😊
BalasHapusAnak bahagia berawal dari orang tua bahagia, komunikasi yang berjalan dgn baik dlm sebuah keluarga sgt berpengaruh.
BalasHapusKeluarga adalah segalanya karena semua ditentukan dari sini. Semoga meja makan tetap hangat dalam tiap keluarga Indonesia.
BalasHapusInti dari semuanya memang keluarga berencana ya mba tagi, menikah diusia cukup, dapat mendidik dan membesarkan anak dengan baik
BalasHapusLihat foto bersama keluarga kok mba Tati awet muda berarti ya, itu anak-anaknya sudah besar. Kompak banget dah!
BalasHapusWah keluarga yang harmonis. Semoga semua masalah bisa tertangani dengan baik.
BalasHapusseru ya mak kalau bs jadi sahabat anak, jadi anak pun gak sungkan buat berbagi cerita apa saja dgn kita
BalasHapusYang musti kita waspadai konten pornografi ya mba karena anak-anak belum waktunya melihat hal tersebut
BalasHapusSetuju bgt, anak jangan digurui tetapi kita harus menjadi sahabat mereka agar mereka nyaman cerita apapun
BalasHapusBuah tak jauh jatuhnya dari pohon . Seperti itu juga anak dari keluarga lah terbentuk karakter yang kuat
BalasHapusbagus nih sarannya, sesuai dengan kesukaan anak. jadinya bisa nonton bareng korea ya, tanpa anak merasa diintervensi sama ibunya
BalasHapusBetul setuju anak jaman now harus dijadikan sahabat agar mereka curhat ma kita dan nyaman ma kita, bukan banyak larangan atau nasehat yang kesannya menggurui..
BalasHapusKadang orang tua merasa punya power jadi ketika komunikasi sama anak bawaannya nyuruh, merintah, atau muncul sikap otoriter. Padahal, ortu juga bisa jadi sahabat ya mbak. jadi jangan salahkan anak kalau ternyata dia lebih nyaman sama temen-temennya
BalasHapusSama persis kayak saya. Saya dengan anak jg seperti itu mba...mengerti dan paham terhadap anak, maka anak jg akan hormat pada kita
BalasHapusBener tuh, salah satu cara untuk membangun kesekkede adalah sering jalan bareng.
BalasHapusSiapa tau nanti punya hobi yang sama
Membangun kedekatan dengan keluarga, salah satunya dengan jalan bareng, wah seru ini pastinya.
BalasHapusLama kelamaan akan makin mudah untuk saling memahami ya
Agar anak tidak merasa ada GAP dan jarak antara orang tua dan anak, penting banget yang namanya komunikasi. Jadi anak bisa nyaman saat komunikasi bersama keluarga.
BalasHapusduh kapan bisa berkomunikasi sama anaknya mba tati? biar komunikasi sama mama calon mertua kwkwkwk
BalasHapusSetuju banget Mak. Kudu sering main bareng, ngobrol bareng, beraktivitas bareng supaya siap menghadapi revolusi industri 4.0
BalasHapusboleh ikut kumpul juga gak mba tati saya di kamar dedek atau kakaknya? hehehe keren nih mba tati bisa akrab sama anak2nya yg udah beranjak dewasa gini. semoga komunikasinya terus berlanjut ya mba tati.
BalasHapusMenjadikan anak sbg teman dan sahabat menjadi salah satu cara untuk menjalin komunikasi yg lancar dan dua arah hingga kehidupan berkeluarga bs lebih berkualitas
BalasHapus