Wisata Religi Jawa-Bali-Malang-Guci 2016

Wisata kali ini berbeda dengan perjalanan yang biasa aku lakukan.  Kali ini aku mengikuti wisata religi bersama ibu-ibu pengajian majelis taklim jami'atul ummahat di jalan Tamansari Raya dipimpin oleh Ustadz Yayan dan Hj Suwarni sebagai ketua rombongan.





Banyak sekali kesan dan pengalaman yang kudapat karena baru pertama kali travelling bersama komunitas tanpa keluarga selama 8 hari. Sungguh luar biasa. Kami berkumpul di depan Ayam Mardun jalan Tamansari Raya tanggal 15 Oktober tepat pukul 05.00 wib seperti arahan panitia. Tapi sungguh membuat ku kesal,kenyataannya  bus nya datang jam 07.00 wib. Memang kebiasan ngaret.

Tadinya ku pikir dengan biaya 1.600.000 sudah termasuk makan 3 kali ternyata tidak snack pun tidak ada. Perjalanan pun dimulai dengan tujuan pertama yaitu ke Cirebon berziarah ke makam Sunan Gunung Jati. Tepat pukul 12 siang kami tiba sebelum berziarah kami melakukan sholat berjamaah jama takdim.

Sungguh beruntung kami berziarah saat ada perayaan Sedekah Bumi & Nadran dimeriahkan oleh macam-macam patung buatan seperti Singa,Belalang dan seorang Dewi. Setelah berdoa dan membaca tahlil di makam Sunan Gunung Jati,kami melanjutkan perjalanan agar tidak kena macet dampak dari acara tersebut.






Makan siang kami lakukan di  rest area tol palikanji. Kejadian tak terduga terjadi lagi, ac bus tidak berfungsi dengan baik dan sebagai permintaan maaf panitia. Kami ditraktir makan di Rumah Makan Pringsewu.  20.16 waktu setempat kami melanjutkan perjalanan menuju Banyuwangi dan bermalam dibus. Istirahat kembali di rumah makan Kurnia Kendal. Lumayan enak masakannya dan terjangkau harganya.




Hari kedua melanjutkan perjalanan selama kurang lebih 6 jam, pak supir membawa kami ke rumah makan Bromo Asri Probolinggo yang juga menyediakan bermacam-macam souvenir,mushola, area bermain juga toilet. Nasi pecel bebek nya juga enak dan murah cuma Rp. 25.000. Oh iya aku juga beli pancake durian cuma 35 ribu isi 6.








Untuk malam ini kami bermalam di Masjid Besar Wongsorejo, yang juga menyediakan kamar mandi dan juga bisa bermalam jika kemalaman sampai ke pelabuhan Ketapang. Jangan khawatir ngantri jika ingin mandi atau buang air. Karena disini kamar mandinya khusus wanita dan pria ada 10 kamar mandi. Jarak 100 meter juga ada pasar. Ada nasi jagung cuma 3 ribuan,lumayan buat sarapan. Didepan masjid juga banyak yang berjualan gorengan atau nasi untuk sarapan.




Hari ketiga sampai di pelabuhan Ketapang tepat 6 pagi. Jarak antara Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gili Manuk sekitar 2 jam 30 menit. Kami berziarah ke Makam Syeh Ali Bafaqih penerus Datuk Dawan Syirojuddin (Datuk Buyut Lebai) yang menyebarkan agama islam di pulau Bali. Yang berada di Jembrana Bali.




Setelah membaca tahlil, perjalanan dilanjutkan untuk makan siang di Rumah Makan Madina.



Perjalanan dilanjutkan,kami dipandu oleh gaet diantar ke pusat oleh-oleh yang terkenal di Bali. Ada pepatah mengatakan
Kalau ke Bali belum mampir ke Joger sama saja belum ke Bali.
Oleh-oleh yang jual sangat lengkap dari kerajinan tangan khas Bali sampai pie Bali yang sudah sangat terkenal. Harganya pun variatif.



Lumayan oleh-oleh sudah ditangan  (lilin aromaterapi,jepitan rambut,pie,kacang Bali). Lanjut ke wisata berikutnya yaitu Bedugul. Kata Bedugul diambil dari dua agama yakni Islam dan Hindu, Bedug dan Gul disingkat Bedugul.





Aduh dasar ya.. kalau wisata dipandu gaet kami kembali dibawa ke pusat oleh-oleh Krisna. Ya mau ga mau belanja lagi.. ga pa pa lah. Setelah selesai belanja kami langsung menuju hotel BFC di jalan Teuku Umar 2 Denpasar. Sebelum naik ke kamar, kami makan malam dulu yang disediakan panitia. Karena takut salah masuk rumah makan yang bukan muslim,untuk di Bali sampai Malang 10 kali makan Rp 200.000.

Dihotel disini terbilang strategis dan nyaman,terdiri dari 6 lantai. Lantai 1 parkiran, lantai 2 sampai 5 kamar untuk mengindap dan lantai 6 ada bar juga kolam renang.
Setelah sarapan pagi.
Hari keempat perjalanan dilanjutkan pukul 9 waktu Bali berziarah ke makam Raden Ayu Siti Khadijah yang memeluk agama islam yang di islamkan oleh suami nya sendiri. Menurut legendanya dimana Raden Ayu Siti Khatijah mengindap penyakit kuning tak kunjung sembuh. Lalu Sang Raja pun mengadakan sayembara dengan hadiah bilamana yang menyembuhkan seorang wanita akan diangkat sebagai saudara, dan bilamana seorang laki-laki akan dijadikan suami. Atas saran gurunya berangkatlah Pangeran Cakra Ningrat dari Madura. Atas izin Allah penyakit Raden Ayu Siti Khadijah sembuh.

Kemudian Raden Ayu pun memeluk agama islam dan dibawa suaminya ke Madura. Karena rindu dan juga ada perayaan di Denpasar Raden Ayu Siti Khatijah meminta izin suaminya untuk berkunjung ke kampung halamannya. Tapi malang saat Raden Ayu kembali ke kampung halamannya ke Denpasar. Ketika Raden Ayu hendak mennunaikan sholat, Sang raja mengira Raden Ayu memiliki aliran sesat dan menitahkan paman patih untuk memanahnya.

Raden Ayu pun mengajukan  permintaan terakhirnya untuk dikubur dan diberi tempat khusus jika darah yang dikeluarkan harum dan jika darahnya berbau busuk maka ia ikhlas dibakara atau dibuang dimana saja. Raden Ayu pun dibunuh dan dimakamkan tidak jauh dari kerajaan Denpasar. Dimakamnya ditumbuhi oleh pohon besar yang diberi nama Pohon Rambut konon katanya daun yang jatuh bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Menurut kepercayaan penduduk Denpasar.



Perjalanan dilanjutkan ke Pantai Pandawa. Yang juga melewati Tol Mandara salah satu Jalan Tol unik dan  tercepat penyelesaiannya, selesai dalam 12 bulan yang memiliki panjang 12,7 km diatas laut dan ada jalus sepeda motor diruas kanan dan kiri. Dibangun sejak bulan Maret 2012 dan selesai bulan Mei 2013.



Sungguh pemandangan yang menakjubkan pantai dan air lautnya masih bersih indah dipandang.
Setelah puas jeprat jepret ngambil foto, perjalanan dilanjutkan ke Uluwatu. Tapi disini tidak diperbolehkan berenang karena Pure Uluwatu ada diketinggian 8 meter dari permukaan laut. sangat disayangkan sbelum sunrise tapi panitia sudah menyuruh kami untuk kembali ke bus melanjutkan perjalanan ke Malang. Menyebrang dari Pelabuhan Gili Manuk ke Pelabuhan Ketapang. Disini kami bisa menikmati sunrise.




Hari kelima kami tiba di Malang jam 5.00 wib dan melaksanakan sholat shubuh di Masjid Agung alun-alun Batu. Dan kami mandi di oleh-oleh Brawijaya dan juga sarapan pagi.




 Setelah itu kami diajak ke wisata petik apel Batu. Boleh makan apel sepuasnya tapi bila ingin membawa harus membelinya perkilo 30.000. Termasuk mahal menurutku.




Benar saja setelah selesai petik apel kami kembali ke alun-alun Batu disana ada banyak penjaja apel yang diberi harga sekilo 15 000. Menyesal kami membeli apel banyak untung nya aku cuma beli 2 kilo apel. Entah apa bedanya.

Acara dilanjutkan ke Coban Rondo, air terjun dengan legenda Dewi Anjarwati dari gunung Kawi yang bersembunyi dan menunggu suaminya Raden Baron Kusuma.  Yang bertempur melawan Joko Lelono. Yang akhirnya gugur.



Selesai wisata Malang kami melanjutkan perjalanan ke Pekalongan. Hari keenam kami sampai di makam Syeh Abdullah Al-Athos Pekalongan. Nah yang ingin membeli batik khas dipekalongan bisa  disini. Harganya juga lebih murah daripada di pasar Batik Pekalongan.





Tepat jam 4 sore kami tiba di pemandian airpanas Guci Tegal, kami langsung menuju penginapan. Penginapan kami berada tidak jauh dari pemandian. Setelah istirahat aku bersama teman sekamar mencari makan sore persis dekat penginapan ada rumah makan yang menjual pecel ayam kampung/boiler dan bebek, untuk satu porsinya 25.000 semua menu, murah kan.




Hari ketujuh kami mandi di pemandian air panas gratis di Guci dikarenakan untuk yang berbayar dibuka untuk umum pukul 7 pagi. Sama juga sih tapi beda pemandangan nya aja. Disini juga banyak warung bakso dan soto. Juga oleh-oleh khas Guci Tegal.
Alhamdulillah wisata religi kami berakhir dengan hati gembira dan puas juga atas pelayanan dari panitianya. Sampai di Jakarta tepat pukul 20.30.



Komentar

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar setelah selesai membaca.

Postingan populer dari blog ini

Manfaat Nano Water Can Slim Untuk Kesehatan

Kulineran Sate Maranggi Haji Yetti Cibungur Purwakarta

Tiroid Bukan Penyakit Menular Namun Bisa Mengakibatkan Kematiaan