Anak Rantau Yang Dipaksa Pulang
Weekend kali ini Saya berkunjung ke kota tua, ah.. rasanya sudah lama sekali, tidak main kesini padahal jarak dari rumah hanya 2 kilo meter saja. Kota tua dengan ciri khas nya dikelilingi oleh bangunan tua peninggalan Belanda. Banyak sekali yang memanfaatkan weekend bersama keluarga berkunjung ke kota tua seperti mengunjungi meseum-meseum yang berjajar seperti Meseum Fatahillah. Banyak pengunjung yang ingin melihat langsung tahanan bawah tanah. Sering juga lapangan meseum Fatahillah ini dipakai untuk sebuah acara.
Seperti minggu lalu bahu jalan lapangan dipakai untuk The 4th ASEAN LITERARY FESTIVAL banyak memarkan buku-buku untuk mendukung Anak Indonesia agar gemar menulis. Bertepatan dengan itu A Fuadi pun meluncurkan buku barunya yang berjudul Anak Rantau . Diantara deretan both disitu ada both menjual buku A Fuadi dan juga yang kebetulan membeli atau sudah punya bukunya bisa diberi tanda tangan penulis dan foto bareng.
Soft launching diadakan di Cafe Batavia (05/08/2017) hari itu memang sangat cerah. Acara berlangsung 2 jam, banyak yang ikut meramaikan acara tersebut dari mahasiswa, media juga blogger salah satunya Saya. Acara juga di lengkapi dengan workshop, dan sesi tanya jawab. Disitu A Fuadi banyak bercerita, buku "Anak Rantau" ini ternyata banyak memakan waktu hingga 4 tahun menyelesaikannya. A Fuadi juga seorang manusia biasa, terkadang ada rasa bosan dan malas menghigapinya.
Beruntung ada seorang istri yang setia menemaninya. Berkat seorang istri lah A Fuadi bisa menjadi sesukses sekarang, karena setiap naskahnya dibaca dan dikritik agar menjadi lebih bagus lagi. Untuk menghasilkan karya yang bagus A Fuadi juga melakukan riset ke Sumatera Barat untuk mewawancarai para pemuka adat. Bagi Fuadi, buku ibarat karpet terbang yang bisa membawanya kemana saja. Hobi membacanya sudah ada sejak Dia masih balita. Beruntung Kakek Fuadi mempunyai sebuah ruangan yang isinya penuh dengan buku, dari sini lah mimpi itu mulai ada.
Dalam novel fiksi "Anak Rantau" bercerita tentang anak yang pergi merantau, harus terpaksa pulang atau kembali ke kampung halamannya. Banyak pesan moral positif nya, diharapkan para pembaca bisa memafkan dan melupakan. Berpikir secara rasional berpikir menggunakan akal daripada emosi sesaat.
Dikemas dalam bahasa yang ringan dan sederhana namun tetap terkandung makna yang dalam. Kebanyakan orang minang banyak merantau ke Jakarta untuk mengejar sebuah impian. Namun bagi Hepi (nama peran) Anak Rantau baginya alam terkembangnya adalah kampungnya, tempat dia berguru rupa-rupa.
Saat ini buku "Anak Rantau" hanya bisa dibeli online saja belum masuk ke toko buku Gramedia yang seperti biasa menjual buku-bukunya.
Seperti minggu lalu bahu jalan lapangan dipakai untuk The 4th ASEAN LITERARY FESTIVAL banyak memarkan buku-buku untuk mendukung Anak Indonesia agar gemar menulis. Bertepatan dengan itu A Fuadi pun meluncurkan buku barunya yang berjudul Anak Rantau . Diantara deretan both disitu ada both menjual buku A Fuadi dan juga yang kebetulan membeli atau sudah punya bukunya bisa diberi tanda tangan penulis dan foto bareng.
A Fuadi memberi tanda tangan pada pembaca setianya
Soft launching diadakan di Cafe Batavia (05/08/2017) hari itu memang sangat cerah. Acara berlangsung 2 jam, banyak yang ikut meramaikan acara tersebut dari mahasiswa, media juga blogger salah satunya Saya. Acara juga di lengkapi dengan workshop, dan sesi tanya jawab. Disitu A Fuadi banyak bercerita, buku "Anak Rantau" ini ternyata banyak memakan waktu hingga 4 tahun menyelesaikannya. A Fuadi juga seorang manusia biasa, terkadang ada rasa bosan dan malas menghigapinya.
A Fuadi berbagi pengalamannya sebagai seorang penulis
Beruntung ada seorang istri yang setia menemaninya. Berkat seorang istri lah A Fuadi bisa menjadi sesukses sekarang, karena setiap naskahnya dibaca dan dikritik agar menjadi lebih bagus lagi. Untuk menghasilkan karya yang bagus A Fuadi juga melakukan riset ke Sumatera Barat untuk mewawancarai para pemuka adat. Bagi Fuadi, buku ibarat karpet terbang yang bisa membawanya kemana saja. Hobi membacanya sudah ada sejak Dia masih balita. Beruntung Kakek Fuadi mempunyai sebuah ruangan yang isinya penuh dengan buku, dari sini lah mimpi itu mulai ada.
Dalam novel fiksi "Anak Rantau" bercerita tentang anak yang pergi merantau, harus terpaksa pulang atau kembali ke kampung halamannya. Banyak pesan moral positif nya, diharapkan para pembaca bisa memafkan dan melupakan. Berpikir secara rasional berpikir menggunakan akal daripada emosi sesaat.
Dikemas dalam bahasa yang ringan dan sederhana namun tetap terkandung makna yang dalam. Kebanyakan orang minang banyak merantau ke Jakarta untuk mengejar sebuah impian. Namun bagi Hepi (nama peran) Anak Rantau baginya alam terkembangnya adalah kampungnya, tempat dia berguru rupa-rupa.
Saat ini buku "Anak Rantau" hanya bisa dibeli online saja belum masuk ke toko buku Gramedia yang seperti biasa menjual buku-bukunya.
Meseum Fatahillah
Tentang Penulis
A Fuadi seorang anak rantau yqng lahir di Bayur, sebuah kampung kecil di pinggir Danau Maninjau, tidak jauh dari kampung ulama sastrawan Buya Hamka. Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama. Alumni Pondok Modern Gontor, Unpad, University of London dan George Washington University dan pernah menjadi wartawan di Tempo dan Voice of America (VOA) , penulis novel mega bestseller Negeri 5 Menara. Dia meraih banyak beasiswa dan penghargaan bergengsi mulai dari liputan 6 Award sampai penulis Terbaik IKAPI. Fuadi jadi pembicara 5 benua dan sudah berkeliling ke lebih 40 negara. Dia adalah pemenang UK Alumni Award 2016 dari British Council dan fellow dari Cultural Leader Program, Asia Center, Japan Foundation.
Instagram @afuadi
Line : fuadin5m
Email: kontak@negeri5menara.com
WA/SMS: 081280197318
Saya jadi banyak belajar dari buku ini, Mbak. Kebetulan belum pernah merantau tapi dari buku ini bisa merasakan banget kaya gimana merantau.
BalasHapusAhahaha ternyata punya pasangan itu bisa jadi motivasi untuk menulis ya
BalasHapusMinimal kita punya pembaca pertama yang siap memberi saran dan kritik secara jujur dalam setiap draft tulisan
Aku belum kelar baca bukunya mba
BalasHapusBikeh pinjem dong mak. Kya bagus tyg buku..
BalasHapuswah klo tau acaranya ahmad fuadi mo ikutan datang, salah satu penulis favorit.
BalasHapusYaah aku ketinggalan event keren ini. Tiap tahun Ada di Jakarta, mbak?
BalasHapus
BalasHapusAku pernah nonton filmnya, tapi lebih suka baca novelnya "Negeri 5 Menara"
Mungkin karena sama-sama anak rantau ya.
Feelnya dapat banget. Begitu manusiawi.
Wahhh suka sama karya karyanya A. Fuadi, tapi belom baca yang ini... Pengen!!
BalasHapuswah ketemu bang fuadi, keren mba,
BalasHapusAnak rantau seperti saya sepertinya wajib untuk membaca ini. Tapi banyak juga ya anak rantau yang merasa terpanggil untuk kembali ke kampung halaman dan berkontribusi pada kampung halamannya
BalasHapusSebagai anak rantau pasti banyak pengalam hidup. Pasti bukunya bagus nih mbak
BalasHapusJadi penasaran ingin baca bukunya d rumah Ada😂 biasanya anak rantau itu pjuang tangguh
BalasHapusaku juga anak rantau, boleh nih jadi referensi bacaan untuk akhir pekan
BalasHapus