Pendakian Gunung Guntur Rasa Semeru
Disetiap perjalanan pasti mempunyai sebuah cerita.
dok. @KOPER
Pemandangan dari kaki gunung guntur di pos 3
Pendakian Gunung Guntur
Tanggal 22 Juni 2018 kemarin saat akhir liburan lebaran hampir habis, kami dari Komunitas Backpacker (KOPER) mengadakan pendakian ke Gunung Guntur dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang. Rencana pendakian dadakan sangat membuatku antusias karena liburan lebaran ini gak kemana-mana, hanya berziarah ke makam orangtua di Bogor. Awalnya untuk menuju Gunung Guntur yang letaknya di daerah Garut Jawa Barat, kami menggunakan transpotasi umum. Namun ketika H-1 rencana berubah, akhirnya kami menyewa mobil Elef berkapasitas 15 orang.
Dari pos 3 bisa terlihat jelas kota Garut
Dengan sharecost 250 ribu perorang sudah termasuk tiket registrasi. Pendakian Gunung Guntur memang terbilang sangat murah, simaksinya hanya 10 ribu perorang namun dipintu pertama saat memasuki desa Tarogong, kami sudah di mintai uang seikhlasnya oleh pemuda lokal dan pintu kedua pun begitu terakhir di loket resminya untuk perorang dimintai 10 ribu.
Track menuju pos 2 dok. @ipulliman
Jumat malam (22/6/2018) kami berangkat dari UKI kurang lebih pukul 22.15 wib. Jalanan nampak begitu lenggang, maklum masih suasana lebaran jadinya lancat jaya. Tepat pukul 03.00 wib kami tiba di kota Garut, dan beristirahat di pom bensin sambil menunggu jam 6 pagi untuk menuju basecamp Abah. Setelah sampai di basecamp, kami mengganti pakaian, dan packing ulang. Di sana banyak truk pengangkut pasir yang berlalu lalang.
Untuk menghemat tenaga kami menumpang di truk pasir, bukannya numpang sih kami membayar 12.000 perorangnya. Menurut penduduk setempat, dari basecamp ke galian pasir itu bisa memakan waktu (standar/normalnya) kurang lebih dua jam. Jadi lumayan kan bisa hemat waktu dan tenaga, tapi ya gitu harua kuat berpegangan karena jalannya yang berbatu dan menanjak.
Guntur rasa Semeru
Guntur Rasa Semeru
Setelah setengah jam diatas truk, akhirnya kami sampai juga. Pak Sopir menunjukkan jalan setapak menuju curug atau pos 2 yang katanya disitu ada saudaranya yang buka warung kopi dan juga tersedia baso cuwanki. Agak curiga juga sih jalan setapak ini terlihat jarang dilalui orang dan kanan kirinya banyak tumbuh ilalang yang tinggi. Setelah menyusuri jalan yang agak bebatuan selama satu jam, sampai juga di warung yang ditunjukkan oleh Pak Sopir. Kami menyicipi baso cuwanki yang dibandrol dengan harga sepuluh ribu, tapi kalau menurutku rasanya kurang enak.
Sumber air di gunung guntur
Setelah nyemil-nyemil dan foto-foto di curug, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3 untuk mendirikan tenda disitu. Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 memakan waktu kurang lebih 2 jam dengan jalur yang lumayan terjal dan bebatuan besar juga pasir. Kalau kata teman-teman yang lain , jalurnya sama seperti Gunung Semeru. Apalagi dari pos 3 ke puncak jalurnya lebih parah lagi.
Disini harus hati-hati karena jalur yang berpasir dok. KOPER
Ada beberapa teman rombongan yang tergelincir saat turun dan ada juga pendaki lain sampai di evakuasi oleh timsar. Cuaca saat itu berkabut, itu yang menjadi alasan saya tidak summit. Pukul 04.00 peserta yang lain summit, saya dan kedua teman lain juga tinggal di tenda. Apalagi jalurnya seperti Semeru.
Ada drama di kaki gunung guntur
Walau drama tapi tetap seru dok. @ipulliman
Disetiap perjalanan ada cerita dan kesan yang berbeda-beda. Juga pasti ada kejadian unik yang tak terlupakan. Drama kali ini salah seorang peserta laki-laki rombongan KOPER ada yang langsung turun lagi menuju Jakarta, hanya karena di isengin oleh teman-teman yang lain. Mungkin dia lagi psm kali ya sampe segitunya, untungnya lokasi pendakian dekat dari Jakarta. Katanya sih jam 2 pagi dia udah sampai di Jakarta.
Lampu-lampu dirumah penduduk mulai menyala sungguh pemandangan yang sangat luar biasa dok. Ipulliman
Oh iya, kalau kamu mau hemat berangkat ke Garut dari Jakarta, cukup naik mobil sayuran yang akan kembali ke Garut. Gak gratis loh, perorang akan dikenakan tarif Rp 30.000 ,- dari Pasar Induk, lumayan lah jadi hemat.
Gunung Guntur rawan Begal
Nih gaes yang perlu kamu hati-hati saat mendaki ke gunung guntur selain keselamatan diri, barang-barang berharga pun perlu di jaga. Petugas di loket 3 saat kita melaporkan diri pun menjelaskan, sebaiknya:
- Dalam 1 tenda harus ada laki-lakinya
- Harus ada yang berjaga-jaga di lokasi camp saat summit atau malam hari
- Barang berharga sebaiknya taro di tengah-tengah dalam keril atau daypack
- Sebaiknya jadikan keril bantal
Kabarnya lagi mereka (begal) ada yang sampai menggunakan benda tajam. Jujur sih saya sempat deg-degan jadinya selalu waspada.
Jadi kemana pun gunung yang akan kamu daki sebaiknya jaga barang-barang berharga. Apalagi hati ya gaes 😘
Baca juga keseruanku saat mendaki Gede Pangrango bersama teman-teman tang lain.
Waaah, jd deg2an juga nih bacanya.. tp aman terkendali kan mba?
BalasHapusAmam kok tenang aja
Hapuswah pasti ayik ya memacu adrenalin
BalasHapusWhoaa track-nya lumayan nanjak dan sempit yaaa. Keren ih masih naik-naik gunung.
BalasHapusAhh, selalu seruu dan banyak cerita pas pendakian ...
BalasHapusDah beberapa bulan nih absen naik gunung, takut ujan hahahaaa
wah asyikya memacu adrenalin sekali, jd inget jaman muda dulu ya suka naik gunung
BalasHapusWaduh ada info soal begal segala. Aku jg pasti bakal merinding disko klok ada info gt pas lg ndaki. Etapi itu seneng bgd ketemu sumber air pas perjalanan. Seger kayaknya ya mbk
BalasHapus