Demi Meningkatkan Kualitas SDM Presiden Arahkan Vokasi Pada Kemnaker
Untuk meningkatkan kualitas SDM, di perusahaan besar hanya menerima karyawan dengan lulusan S1. Sayangnya, setiap tahun lulusan dari perguruan tinggi banyak yang kesulitan mencari kerja. Tidak bisa dielakkan lagi bertambahnya pengangguran, karena kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang kurang. Kalau dulu tahun 90an lulusan SMA sederajat saja bisa melamar pekerjaan di sebuah bank. Entah itu bagian marketing atau divisi lainnya. Seperti saya yang lulusan SMEA Akutansi (katanya kalau mau cepat dapat kerja harus ambil sekolah jurusan tapi kalau mau melanjutkan kuliah ambil SMA).
Di sekolah kejuruan seperti SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) atau STM (Sekolah Tehnik Menengah) ada program pengembangan SDM, harus melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) untuk meningkatkan kreatifitas dan kualitas sumber daya manusia setelah lulus. Tahun 96, begitu lulus saya langsung melamar pekerjaan sebagai SPG (Sales Promotion Girls) disebuah brand pakaian untuk ditempatkan di salah satu mal di Jakarta.
Saya mengetahui adanya lowongan pekerjaan itu dari kaka sepupu yang sudah duluan bekerja menjadi SPG. Saya hanya menyerahkan fotocopy ktp dan ijasah saja serta surat lamaran kerja. Untuk tiga bulan belum mendapat gaji tetap hanya dibayar harian UMR sekitar 5750 ribu dan lembur 8750. Untuk melihat kualitas SDM sebelum diterima bekerja harus melakukan beberapa tes parktek menjual, menghadapi customer, produknowledge, dan praktek display pakaian.
Setiap tahun persaingan pun semakin ketat, bukan hanya ijasah yang dipertaruhkan namun juga kualitas SDM itu sendiri agar bisa mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang besar. Kalau sekarang lulusan SMA sederajat tidak bisa lagi melamar di perusahaan besar (PT), paling tidak mereka menjadi cleaning servise itu juga sudah beruntung. Kecuali mempunyai kenalan bisa bekerja pada sebuah toko-toko kecil seperti sebuah cv.
Dengan melakukan pelatihan vokasi, Jokowi ingin dari sumber daya manusia dapat membantu mengembangkan perekonomian di Indonesia. Sebelum penutupan akhir tahun 2018, Kemnaker menyelenggarakan siaran pers dengan mengundang blogger dan awak media. Tema yang diangkat adalah "2019, Kemnaker Genjot Pelatihan Vokasi".
Seperti yang diketahui dulu persaingan bisnis dan pembangunan banyak bertumpu pada sumber daya alam. Seiring berkembangnya teknologi dan pengetahuan, persaingan pun bergeser pada penguasaan teknologi informasi dan kompetensi angkatan kerja. Kualitas SDM pun mempengaruhi kenaikan jabatan atau karir suksesnya seseorang. Tidak hanya itu ekonomi negara pun dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia Kemnaker lakukan vokasi sebagai program pengembangan SDM. |
Di sekolah kejuruan seperti SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) atau STM (Sekolah Tehnik Menengah) ada program pengembangan SDM, harus melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) untuk meningkatkan kreatifitas dan kualitas sumber daya manusia setelah lulus. Tahun 96, begitu lulus saya langsung melamar pekerjaan sebagai SPG (Sales Promotion Girls) disebuah brand pakaian untuk ditempatkan di salah satu mal di Jakarta.
Saya mengetahui adanya lowongan pekerjaan itu dari kaka sepupu yang sudah duluan bekerja menjadi SPG. Saya hanya menyerahkan fotocopy ktp dan ijasah saja serta surat lamaran kerja. Untuk tiga bulan belum mendapat gaji tetap hanya dibayar harian UMR sekitar 5750 ribu dan lembur 8750. Untuk melihat kualitas SDM sebelum diterima bekerja harus melakukan beberapa tes parktek menjual, menghadapi customer, produknowledge, dan praktek display pakaian.
Setiap tahun persaingan pun semakin ketat, bukan hanya ijasah yang dipertaruhkan namun juga kualitas SDM itu sendiri agar bisa mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang besar. Kalau sekarang lulusan SMA sederajat tidak bisa lagi melamar di perusahaan besar (PT), paling tidak mereka menjadi cleaning servise itu juga sudah beruntung. Kecuali mempunyai kenalan bisa bekerja pada sebuah toko-toko kecil seperti sebuah cv.
2019 Kemnaker genjot pelatihan vokasi untuk meningkatkan kualitas SDM
Tahun 2019 yang sebentar lagi akan datang ini, Kemnaker akan lakukan pelatihan vokasi. Sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden RI yang akan prioritaskan pembangunan SDM. Setelah mendapat arahan dari Presiden Jokowi, Kementerian Ketenangakerjaan akan lebih mendongkrak lagi masifikasi pelatihan vokasi demi meningkatkan kualitas SDM.Khairul Anwar-Sekretaris Jenderal Kemnaker (28/12) |
Seperti yang diketahui dulu persaingan bisnis dan pembangunan banyak bertumpu pada sumber daya alam. Seiring berkembangnya teknologi dan pengetahuan, persaingan pun bergeser pada penguasaan teknologi informasi dan kompetensi angkatan kerja. Kualitas SDM pun mempengaruhi kenaikan jabatan atau karir suksesnya seseorang. Tidak hanya itu ekonomi negara pun dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Program pengembangan SDM yang dilakukan Kemnaker bukti kepedulian Pemerintahan di era Presiden Jokowi
Melihat persaingan yang semakin ketat Pemerintah pun tidak tinggal diam. Disini yang membuat saya bangga pada pemerintahan jaman sekarang, karena sangat peduli melakukan beberrapa program pengembangan kualitas SDM, yang ditakutkan oleh mereka yang baru lulus sekolah. Jujur hampir semua mahasiswa atau mahasiswi yang baru hampir menyelesaikan studi, mempunyai kekhawatiran, "mau bekerja dimana". Berbeda bagi mereka yang punya relasi atau orangtua nya yang mempunyai perusahaan, tentu itu sudah menjadi jaminan akan sukses kedepannya.
Tentunya sekarang semua itu tidak perlu dikhawatirkan lagi, untuk menghadapi persaingan itu dibutuhkan skill dan kompetensi serta kualitas SDM itu sendiri. Seperti yang dikatakan Menaker, "Salah satu cara cepat untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja adalah dengan pelatihan vokasi". Terkait dengan pelatihan vokasi, maka Kemnaker telah melakukan beberapa terobosan, yakni masifikasi pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK), pemagangan terstruktur serta sertifikasi uji kompetensi.
Masifikasi pelatihan di BLK dengan memberikan Triple Skilling: skilling, up-skilling dan re-skilling. Skilling untuk angkatan kerja yang ingin mendapatkan skill. Up-skilling untuk pekerja yang ingin meningkatkan skill, dan re-skilling untuk pekerja yang ingin mendapatkan ketrampilan baru. Program pengembangan untuk kualitas SDM di Indonesia. Secara kumulatif, dari tahun 2015-Oktober 2018 peserta pelatihan BLK mencapai 383.132 orang. Pesertanya pun bertambah di tahun 2019 menjadi 660.476 orang.
Tidak hanya itu yang dilakukan oleh Pemerintah. Nantinya untuk mendekatkan akses pelatihan vokasi kepada masyarakat akan dibangun BLK Komunitas. Tercatat sejak 2017 sudah terbentuk 50 BLK Komunitas, dan bertambah menjadi 75 BLk Komunitas ditahun 2018. Ditahun 2019 ini meningkat menjadi 1.000 BLK Komunitas. Tiap BLK Komunitas ditarget akan memberikan pelatihan kepada 100 orang.
Untuk calon migran pun, Kemnaker juga akan memberikan pelatihan pada Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN), pada 2019 ditargetkan memberikan pelatihan kepada 100 ribu calon pekerja migran. Semua ini dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, sehingga pekerja yang beraktifitas bisa menghasilkan perkembangan ekonomi di Indonesia." Jelas Khairul Anwar-Sekretaris Kemnaker di Jakarta (28/12).
Pendidikan vokasi mulai diminati semoga menekan angka pengangguran..
BalasHapusSiap , ya harus siap menghadapi permintaan pasar tenaga kerja yang sekarang ini sudah berbasiskan teknologi dan dunia maya.
BalasHapusVokasi kemnaker membantu para lulusan angkatan kerja tidak usah bingung lagi mencari nafkah