Menjaga Kelestarian Hutan Demi Kelangsungan Hidup Kita
Indonesia di anugerahi oleh jumlah hutan yang sangat luas. Bahkan menjadi urutan ketiga terluas di dunia yang mempunyai hutan tropis dan hutan hujan Kalimantan dan Papua. Namun sayangnya jumlah Hutan di Indonesia setiap tahunnya mengalami penyusutan, tak bisa dihindari bila banyak terjadi bencana alam. Hutan di Indonesia merupakan paru-paru di dunia yang semestinya kelestariannya harus dijaga dan menjadi tanggung jawab bersama.
Penyusutan hutan dikarenakan semakin bertambahnya populasi manusia. Dimana manusia dan semua mahluk hidup membutuhkan tempat tinggal untuk bertahan hidup. Sehingga banyak hutan yang sudah beralih fungsi. Kita tidak bisa menyalahkan alam, bumi yang semakin tua ini dan semakin rusak membuat kita harus lebih peduli. Banyak hutan-hutan yang sudah beralih fungsi menjadi pemukiman, pabrik atau sebagainya.
Maka ketika hujan datang, tidak lagi ada yang bisa menyerap dan menampung air. Disaat kemarau pun, banyak sumber air yang kering dan berdampak buruk bagi kehidupan mahluk hidup dimuka bumi ini. Iklim pun menjadi tak menentu, kalau dulu beberapa tahun yang lalu jika sudah memasuki bulan Oktober pasti ditandai dengan musim hujan. Namun semakin waktu yerus berjalan, musim pun sulit diprediksi.
Beberapa kali Indonesia dilanda dengan musibah tsunami dan kebakaran hutan. Seperti yang terjadi dibeberapa gunung di Indonesia yang menjadi pendakian para pecinta alam. Terjadi kebakaran, sehingga jalur pendakian pun di tutup. Tidak lain adalah ulah manusia itu sendiri yang tidak bertanggung jawab, membuang sampah sembarang.
Beberapa minggu yang lalu, sabtu (9/2) di daerah Kemang, Yayasan Doktor Sjahrir (YDS) dan Climate Reality Project Indonesia gelar bincang santai bersama blogger. Dengan menghadirkan para pembicara antara lain, DR. Amanda Katili Niode, Manager Climate Reality Indonesia, DR. Atiek Widayati, Tropenbos Indonesia, Ir. Murni Titi Resdiana,MBA, Asisten Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan DR. Sri Maryati, Direktur Eksekutif Yayasan Belantara Acara ini selain menggelar diskusi tentang pelestarian hutan tetapi juga diselenggarakan Mini Exbition yang memamerkan Produk Hutan Non Kayu dan produk kreatif yang beradal dari limbah kayu, hasil dari program Corporate Social Responsibility (CSR).
YDS merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk untuk meneruskan warisan DR. Sjahrir (alm) dan bergerak dibidang Pendidikan, Kesehatan dan lingkungan. Dalam dua tahun terakhir, YDS telah melaksanakan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas kepada pemuda dan masyarakat akan pentingnya aksi nyata menghadapi perubahan iklim global, dan khususnya pentingnya menjaga kelestarian hutan.
The Climate Reality Project Indonesia, bagian dari The Climate Reality Project yang berbasis di Amerika Serikat dan dipimpin oleh Mantan Wakil Presiden Al Gore, memiliki lebih dari 300 relawan, yang disebut Climate Reality Leader di Indonesia yang berasal dari beberapa berbagainlatar belakang dan termasuk para pemimpin bisnis, profesional, pendidik, atlet, musisi, ilmuwan, aktor, pelajar dan pemuka agama. Organisasi nirlaba ini aktif melakukan sosialisasi perubahan iklim dan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi.
Menjaga kelestarian hutan adalah kewajiban kita bersama dok.pribadi |
Penyusutan hutan dikarenakan semakin bertambahnya populasi manusia. Dimana manusia dan semua mahluk hidup membutuhkan tempat tinggal untuk bertahan hidup. Sehingga banyak hutan yang sudah beralih fungsi. Kita tidak bisa menyalahkan alam, bumi yang semakin tua ini dan semakin rusak membuat kita harus lebih peduli. Banyak hutan-hutan yang sudah beralih fungsi menjadi pemukiman, pabrik atau sebagainya.
Maka ketika hujan datang, tidak lagi ada yang bisa menyerap dan menampung air. Disaat kemarau pun, banyak sumber air yang kering dan berdampak buruk bagi kehidupan mahluk hidup dimuka bumi ini. Iklim pun menjadi tak menentu, kalau dulu beberapa tahun yang lalu jika sudah memasuki bulan Oktober pasti ditandai dengan musim hujan. Namun semakin waktu yerus berjalan, musim pun sulit diprediksi.
Beberapa kali Indonesia dilanda dengan musibah tsunami dan kebakaran hutan. Seperti yang terjadi dibeberapa gunung di Indonesia yang menjadi pendakian para pecinta alam. Terjadi kebakaran, sehingga jalur pendakian pun di tutup. Tidak lain adalah ulah manusia itu sendiri yang tidak bertanggung jawab, membuang sampah sembarang.
Dr. Amanda Katili Niode |
Beberapa minggu yang lalu, sabtu (9/2) di daerah Kemang, Yayasan Doktor Sjahrir (YDS) dan Climate Reality Project Indonesia gelar bincang santai bersama blogger. Dengan menghadirkan para pembicara antara lain, DR. Amanda Katili Niode, Manager Climate Reality Indonesia, DR. Atiek Widayati, Tropenbos Indonesia, Ir. Murni Titi Resdiana,MBA, Asisten Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan DR. Sri Maryati, Direktur Eksekutif Yayasan Belantara Acara ini selain menggelar diskusi tentang pelestarian hutan tetapi juga diselenggarakan Mini Exbition yang memamerkan Produk Hutan Non Kayu dan produk kreatif yang beradal dari limbah kayu, hasil dari program Corporate Social Responsibility (CSR).
YDS merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk untuk meneruskan warisan DR. Sjahrir (alm) dan bergerak dibidang Pendidikan, Kesehatan dan lingkungan. Dalam dua tahun terakhir, YDS telah melaksanakan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas kepada pemuda dan masyarakat akan pentingnya aksi nyata menghadapi perubahan iklim global, dan khususnya pentingnya menjaga kelestarian hutan.
The Climate Reality Project Indonesia, bagian dari The Climate Reality Project yang berbasis di Amerika Serikat dan dipimpin oleh Mantan Wakil Presiden Al Gore, memiliki lebih dari 300 relawan, yang disebut Climate Reality Leader di Indonesia yang berasal dari beberapa berbagainlatar belakang dan termasuk para pemimpin bisnis, profesional, pendidik, atlet, musisi, ilmuwan, aktor, pelajar dan pemuka agama. Organisasi nirlaba ini aktif melakukan sosialisasi perubahan iklim dan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi.
Salah satu contoh kerajinan tangan hasil hutan bukan kayu dari Rumah Rakuji |
Kita masyarakat yang awam pun bisa ikut serta dari bagian solusi untuk menjaga kelestarian hutan kita. Dengan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai atau memanfaatkan hasil hutan bukan kayu untuk kebutuhan kita sehari-hari. Tidak sembarangan menebang pohon, setidaknya melakukan penanaman kembali (Reboisasi).
Dibeberapa supermarket sudah memberlakukan membawa kantong belanjaan sendiri, mereka tidak lagi menyediakan kantong kresek. Mulai dari diri kita sendiri untuk menjaga lingkungan agara tetap terjaga kebersihannya. Menggunakan produk lokal, menggunakan transpotasi umum dan perbanyak makan sayur daripada keseringan makan daging untuk menjaga pencemaran polusi udara.
Produk dari Javara |
Dibeberapa supermarket sudah memberlakukan membawa kantong belanjaan sendiri, mereka tidak lagi menyediakan kantong kresek. Mulai dari diri kita sendiri untuk menjaga lingkungan agara tetap terjaga kebersihannya. Menggunakan produk lokal, menggunakan transpotasi umum dan perbanyak makan sayur daripada keseringan makan daging untuk menjaga pencemaran polusi udara.
Dengan latar belakang pendidikan maka akan banyak orang peduli terhadap lingkungan yang akan membawa manfaat bagi manusia
BalasHapus