Bebaskan Generasi Emas 2045 Dari Susu Kaleng
Masa 1.000 HPK adalah penentu kualitas masa pertumbuhan anak hingga dewasa. Kesadaran pentingnya informasi kesehatan harus dimulai sebelum masa kehamilan. Bidan berperan dalam mengoptimalkan 1.000 HPK (Hari Pertama Kelahiran). Terutama untuk calon ibu dan calon ayah harus lebih menggali informasi mengenai kandungan gizi setiap makanan, yang baik untuk anak di 1000 HPK. Pengetahuan dasarnya adalah jangan memberikan kental manis pada anak karena akan mengakibatkan Stunting atau gizi buruk. Biasanya calon ibu atau ibu hamil akan diberikan edukasi oleh bidan melalui posyandu-posyandu di lingkungan rumah masing-masing atau sebulan sekali konsultasi ke Puskesmas terdekat.
Ibu hamil akan diberikan suplemen penambah darah, vitamin dan penguat janin juga akan ditimbang untuk berat badan ideal ibu hamil. Bila ada keluhan, baiknya ibu hamil atau ibu menyusui konsultasi pada ahlinya jangan sembarangan minum obat. Disini peran Bidan pun sangat penting untuk mencapai generasi emas 2045 nanti.
Peran Bidan Dalam Pemenuhan Nutrisi Bayi dan Balita yang bebas dari susu kaleng
Masih dalam memperingati Hari Kartini, pada hari selasa, 27 April 2021 kemarin, saya mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh YAICI dan IBI cabang Kota Tangerang Selatan . Masih membahas seputar kental manis dan tema yang diangkat adalah "Peran Bidan Dalam Pemenuhan Nutrisi Bayi dan Balita yang bebas dari susu kaleng". Dihadiri oleh beberapa narasumber antara lain ada Ibu Hj. Eni Rohaeni, S.SiT, MA, Ketua IBI Cabang Kota Tangerang Selatan, Lilis suryani, SKM., M.Kes, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Tangsel, Arif Hidayat SE.,MM,, Ketua Harian YAICI, Hj. Yani Purwasih SKM,M.MKes, Ketua IBI PD Prov. Banten.
Menurut hasil survei ternyata masih banyak ditemukan anak yang mengkonsumsi kental manis. Semua masih sama, dengan alasan kental manis lebih mudah didapat, murah dan bisa dibeli secara eceran juga banyak dijual di warung-warung tradisional. Miris sekali memang, karena keterbatasan dan terbentur ekonomi, apalagi masih dalam kondisi pandemik. Roda ekonomi masih belum stabil, dan masih banyak karyawan dan pegawai yang dirumahkan.
Kental manis bukan susu melainkan gula yang beraroma susu
Masih banyak ditemukan anak yang mengkonsumsi kental manis. Didapatkan fakta sebanyak 48% ibu mengakui mengetahui kental manis sebagai minuman untuk anak adalah dari media atau iklan-iklan yang menyesatkan. Padahal kalau dikaji kental manis bukan susu melainkan gula yang beraroma susu. Faktor iklan berbagai produk pangan juga memiliki peran besar dalam mempengaruhi persepsi masyarakat. Kesalahan pengasuhan anak pada masa 1000 HPK akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang dan kualitas anak dimasa produktifnya kelak.
Pada webinar kemarin Ibu Yani memaparkan, Bidan punyai peran penting dan strategis sebagai “ujung tombak” dlm memajukan meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil, bayi, dan anak balita, termasuk juga mengubah mindset masyarakat bahwa kental manis bukan susu. Bidan adalah tenaga profesional. Tugas utama Bidan dalam mendampingi Ibu selama hamil adalah mendampingi ibu hamil selama masa kehamilan, persalinan, nifas, menyusui dan masa reproduksi.
Ibu hamil diharapkan lebih memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsinya sehari-hari. Perbanyak minum air putih, karena air putih mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan meningkatnya volume darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Disarankan ibu hamil minum air putih sebanyak 2-3 liter sehari atau 8-12 gelas perharinya. Juga nih yang paling penting, membatasi minum kopi, karena kafein yang terkandung dalam kopi meningkatkan buang air kecil mengakibatkan dehidrasi, tekanan darah meningkat dan detak jantung meningkat.
dr Rahmat memaparkan Stunting bisa dicegah dengan memperhatikan beberapa tanda tandanya antara lain jika anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya, ditimbang 2 kali berat badan tidak naik, ada kelenjar getah bening di leher dan BB dibawah garis merah.
Jadi bebaskan generasi emas dari susu kaleng. Mulai sekarang jangan memberi kental manis pada anak kita lagi, karena dampak buruk yang diakibatkan terlalu banyak konsumsi kental manis adalah Stunting atau gizi buruk, obesitas, diabetes dan masih banyak lagi penyakit tidak menular lainnya yang akan menghambat tumbuh kembangnya.
Semoga ke depan ini kerjasama antara pemerintah, produsen susu, dan juga termasuk para bidan untuk terus menerus mengedukasi masyarakat, berhasil
BalasHapusjadi pelan-pelan masyarakat pun bisa untuk menghentikan pemberian kental manis atau susu kaleng ini pada anak-anak.
Bener banget. Ortu perlu melek gizi. Soal makanan gak cuma kenyang, tapi bernutrisi lengkap.
BalasHapusSemoga ya dengan peran bidan ini utk mengedukasi ttg kental manis ini, masyarakat gak salah kaprah lagi bahwa SKM sebagai susu yg bernutrisi yang bisa di konsumsi rutin pada bayi dan balita
BalasHapus