Memperbanyak Tempat Sujud Melalui Traveling
Traveling bukan saja menjadi salah satu healing, melainkan juga untuk memperbanyak tempat sujud mengagumi CiptaanNya. Hobi jalan-jalan ini memang sudah ada sejak kecil, dulu paling ditunggu pas weekend karena Bapak pasti ngajak jalan-jalan ke Lokasari di Mangga Besar. Dulu disana ada taman bermain, dan pulangnya mampir makan duren. Sayangnya itu tidak berlangsung lama, karena Bapak udah ga pernah ngajak gw, nyokap dan juga kedua adik. Dia kepincut perempuan lain, dan menikah lagi akhirnya abai kepada kami.
Kawah Putih (2012) |
Lulus sekolah gw langsung kerja jadi SPG, tiap malam minggu pasti diajak jalan sama teman satu shif ke puncak. Pas menikah dan punya anak, gw sering ngajak anak-anak jalan ke mall, paling jauh main ke Dufan. Mungkin ini yang bikin anak-anak lebih suka tawaf di mall, daripada jelajah wisata. Apalagi alm. Suami lebih betah dirumah ketibang jalan-jalan.Tahun 2004, cuma gw, Kaka juga Dede dan mereka masih kecil jelajah Banjarmasin Kalimantan Selatan. Kebetulan disana ada saudara (adik alm yang mendapatkan suami orang Banjarmasin). Untuk pertama kalinya kami berempat pergi keluar kota yang paling jauh (maklum biasanya cuma ke Bogor), traveling ke Bali.
https://www.tatisuherman.com/2016/07/trip-malang-surabaya-ala-ransel.html
Hobi pelesiran jelajah wisata di Indonesia bukan hobi baru atau pelarian semata, tapi memang hobi yang ga bisa dikendalikan bila ada kesempatan dan rezeki juga kesehatan tentunya. Malahan sejak 2014, gw rajin ikut mudik bareng meski sama-sama anak-anak aja. Beberapa kali lebaran gw sama alm. Bebeb beda kota. Dia dikampung halamannya di Bogor dan gw di Dieng bertiga sama anak-anak. Malahan gw ajak anak-anak ngemper di terminal Purbalingga. Dan Dede kapok ga mau ikutan mudik bareng, jadinya cuma gw sama kaka yang lanjut ikutan mudik ke Surabaya.
Parangtritis (2014) |
Pas ikut mudik bareng ke Surabaya, gw sempat main ke Batu Night Spektakuler (BNS) . Kemudian mampir kerumah keponakan disekitaran mall Tanjung, mampir ke MonKaSel (Monumen Kapal Selam), keliling Suramadu naik motor. Dari semua perjalanan ikut mudik bareng, ada pengalaman seru jadi ngerasain nikmatnya mudik. Kena macet saat mudik, ngerasain juga kena brexit dan serunya puasa dan lebaran di kampung orang. Sama sekali ga ada yang dikenal, juga pengalaman sholat IED di lapangan. Tadinya gw pikir sholat Idul Fitri di masjid sama seperti di Jakarta, makanya cari penginapan disekitaran masjid dan pasar.
Akhirnya kami sampai stengah lari menuju lapangan, untuk sholat IED dan tanpa persiapan bawa koran buat tatakan. Jadi traveling bukan pelarian gw, melainkan hobi dan itu sebelum suami gw pergi untuk selamanya. Moment- moment itu paling berkesan dan pengalaman seru mengenal budaya di pelosok Indonesia.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar setelah selesai membaca.