Wisata Spiritual Di Tulungagung
November 2021 lalu tepatnya tanggal 10, gw dan beberapa teman blogger, youtuber dan travel agent mengikuti kegiatan video competition yang diselenggarakan oleh "Tulungagung All Start". Kegiatan ini diselenggarakan untuk mengangkat destinasi yang ada di Tulungagung. Terus terang ini adalah pengalaman pertama gw mengikuti wisata spiritual, apalagi destinasi yang ada di Jawa Timur ini adalah sebagian besar terdiri dari candi-candi kuno peninggalan jaman Majapahit. Exited banget meski jarak dari Jakarta Tulungagung membutuhkan waktu tempuh sekitar 14 jam naik kereta Brantas.
Pantai Coro |
Menjajaki sejarah Candi Sanggarahan dan Candi Gayatri
Dari stasiun Senen Jakarta tanggal 9 November 2021, kereta berangkat pukul 13.00 wib sampai di stasiun Tulungagung pukul 02.14 wib. Tapi sampai di stasiun Tulungagung, kami dijemput komunitas "Ngaride" menuju Hotel Tanjung yang lokasinya tidak jauh dari Stasiun Tulungagung. 20 Peserta yang mengikuti kegiatan ini dari berbagai daerah ada yang dari Kediri, Semarang, Jakarta dan Bekasi. Hari pertama kegiatan dimulai dari jam 11.00 wib. Kami diajak berkunjung ke Kedaton dan dilanjutkan ke Nangkula Park. Kami disambut dengan "Tari Pentol Tembem"( tari selamat datang). Setelah makan siang di Nangkula Park, perjalanan dilanjutkan ke destinasi berikutnya ke Candi Sanggrahan dan Candi Gayatri.
Tari Reog Kendhang Lok. Candi Sanggrahan |
Candi Sanggrahan ( Candi Sanggrahan terletak di Dusun Sanggrahan kecamatan Boyolangu, Candi Sanggrahan adalah tempat peristirahatan rombongan pembawa jenazah Ibu Gayatri atau RajaPadmi). Candi Gayatri (Gayatri adalah Permaisuri Raden Wijaya yang merupakan putri raja terakhir Singasari). Cukup padat juga kegiatan pada hari pertama. Selepas sholat magrib, kami makan di "street food" sambil mengikuti challange yang diberikan oleh panitia. Lumayan melelahkan ya gaesss, tapi gimana nya tetap happy banget dan semangat. Karena dah lama banget gw ga menjajaki kaki ini ke Candi terakhir ke Candi Prambanan, Candi Borobudur dan Ratu Boko di Magelang.
Hotel Tanjung |
Hari kedua chek out dan kami diajak ke pasar Ngemplak, shopping challange belanja beberapa bumbu dapur dan peralatan masak. Setelah itu peserta diajak berkunjung ke Galeri Batik Tradisional Gayatri, dan juga belajar membatik dari proses awal membatik hingga proses akhir. Dan hasilnya jadi sovenir untuk kita bawa pulang, meski kurang bagus tapi lumayan lah ya puas dengan karya sendiri. Setelah membatik dan makan siang, kegiatan selanjutnya menuju Candi Dadi. Sayangnya cuaca tidak memungkinkan kami ke Candi Dadi, karena track nya berlumpur dan licin.
Belajar membatik di Batik Gayatri |
Berkemah di Candi Urung 325 mdpl dan gagal muncak ke Candi Dadi
Malam kedua ini kami berkemah di Candi Urung. Candi Dadi adalah candi yang masih yang sering dikunjungi oleh orang yang berikhtiar agar tujuannya tercapai, katanya sudah banyak yang tercapai setelah ke Candi Dadi tapi balik lagi pada kepercayaannya masing-masing. Karena gagal ke Candi Dadi, kami pun besok paginya melanjutkan ke destinasi berikutnya yaitu berkunjung ke rumah Mbah Topah dan menikmati paganan lokal (nanti gw bahas di tulisan berikutnya kuliner yang terkenal di kota Tulungagung).
Ngecamp di Pantai Coro
Setelah puas makan siang hidangan tradisional khas Tulungagung, ini merupakan destinasi yang menguji adrenalin para peserta. Destinasi selanjutnya ke Pantai Coro, dari rumah Mbah Topah (naik mobil elf) menuju Pantai Sine dan menyebrang ke Pantai Popoh. Kami dijemput di pelabuhan dengan mobil colt untuk menuju Pantai Coro. Malam ketiga kami ngecamp di Pantai Coro menikmati BBQ citarasa berbeda dan sulit dilupakan rasanya dan juga dihibur Reggae Musik.
Puas banget menikmati pagi dengan hamparan pasir putih dan gelombang laut selatan yang terkenal bikin takjub. Setelah itu kami melanjutkan ke destinasi berikutnya sebelum itu kami sarapan di "Mbok Tum" sebelum ke Kedung Minten. Karena ini rangkaian pada hari keempat atau terakhir, sebelum ke Candi Penampihan para peserta diwajibkan membersihkan diri di Kedung Minten. Air sungai Kedung Minten adalah air yang mengaliri di tiga kecamatan, dan bagi yang perempuan yang sedang haid dilarang untuk berendam disini.
Swaloh Hill Resort |
Jadi bagi yang ingin wisata atau berkunjung ke kota Tulungagung, ada beberapa peraturan yang harus kita patuhi. Panitia pun sebelum melaksanakan kegiatan Video Competition ini melakukan beberapa ritual dulu atau meminta ijin pada penghuni destinasi yang akan kami kunjungi. Begitu pula sebelum peserta kembali ke rumah masing-masing pun melakukan slametan agar kami kembali dengan selamat. Setelah itu kami bermalam di Swaloh Hill Resort, dan beramah tamah dengan panitia penyelenggara.
Kurang lengkap ya Kalau ga mampir ke Onderan Kota Sebelum kembali kerumah |
Berkesan banget ya hampir seminggu di Kota Tulungagung, dan sepertinya pingin balik lagi kesini, karena masih penasaran pingin ke Candi Dadi. Nanti di blog gw selanjutnya pingin bahas kuliner dan review hotel di Tulungagung. Oh iya terima kasih banget buat panitia penyelenggaraan yang sigap banget juga welcome dan kekeluargaan.
Alhamdulillah senangnyaa bisa jalan2 sekaligus belajar sejarah yaa Mak. Kapan2 barengan ke sana yaa 🙂
BalasHapusPengen juga mba pergi ke sana. Seru kayanya ya 😍
BalasHapus