Kalau dibilang biasa aja ga mungkin ya, secara orang yang meninggalkan adalah orang yang kita sayangi atau kita kasihi. Tempat kita berbagi rasa, berkeluh kesah, kadang ghibahin yang lagi viral. Seperti saat ini banyak kasus di bidang politik dan militer, kabarnya Ferdi Sambo di vonis hukuman mati dan istrinya di vonis 20 tahun. Berat memang cobaan di dunia ini, tapi kembali lagi itu adalah karma yang mereka dapatkan. Aduh maaf jadi menyimpang, jujur suami suka banget bahas yang beginian.
Dia kan juga fans militin Jokowi Ahok pada saat itu, sayang nya dia meninggal saat menjelang pilpres. Cerita sedikit disini aja udah bikin terobati kerinduan ini. Mungkin bagi sebagian orang beda-beda ya caranya, kalau saya pribadi untuk mengobati rasa rindu ini ada beberapa cara.
Cara Mengatasi Kerinduan kepada almarhum suami atau orang yang sudah tiada
1. Mendoakan
Mendoakannya adalah salah satu cara yang pasti sampai, setiap habis sholat selalu mendoakannya.
Doa Untuk Almarhum "Allahummaj'al wa aushil mitsla tsawaabimaa qarak-tuhu ilaa ruuhi (sebut nama alm/almh) Allahummaghfirlahu warham hu wa'aafihi wa'fu an hu wa akrimu nuzu lahu wawassi'mad-kha lahu wataqabbal hasanaa tihi wakaffir sayyi-aa tihi birahmatika yaa arhamarrahimin
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah dan sampaikanlah pahala dari bacaanku ini kepada ruhnya (sebut nama alm/almh). Ya Allah ampunilah dosa-dosanya, rahmatilah dia, sejahterakanlahndan maafkanlah segala kesalahannya. Muliakan tempatnya, luaskan kuburnya, terimalah kebaikannya dan hapusbsegala kesalahannya dengan Rahmat-Mu Wahai Dzat Yang Maha Penyayang.
Itu salah satu doa yang saya baca tiap habis sholat lalu setelah itu membaca al-quran. Berharap pahala bacaan yang dibaca bisa menghapus dosa-dosanya. Belum ada setahun ini saya mengikuti pengajian malam jumat, dipengajian ini membaca tahlil, Yasin dan Rathibul Ath-Thas. Alhamdulillah, dengan hadir ke majelis taklim juga bisa mengobati kerinduan, jangan lupa bawa makanan kesukaannya buat para jamaah (cara ini mujarab banget bikin bahagia dia dan juga saya).
2. Ziarah ke Makam nya
Kalau senggang atau ada waktu, biasanya saya sempatkan ke makamnya. Kebetulan dia (alm) di makamkan di Kabupaten Bogor, jarak Jakarta Bogor memang dekat. Tapi terus terang aja ga nahan sama macetnya, kian kemari jalur jurusan Laladon Lewliang makin parah macetnya. Apalagi angkotnya ngetem nya lama banget, ya maklum sih tapi yang bikin emosi cuma tinggal 2 orang lagi itu loh. Padahal kan dijalan juga pasti dapat lagi penumpang. Baru jalan sedikit didepan menuju Jalan Darmaga udah macet, jadi Jakarta Cemplang itu PP naik transpotasi umum bisa makan waktu sekitar 6 jam itu pun kalo ga macet. Pernah juga loh saya mau balik ke Jakarta berangkat abis ashar itu dari Cemplang ke IPB sampe 5 jam hahahaha.
3. Bersilahturahmi kepada saudara-saudara nya
Kebetulan makam alm dekat ke rumah adiknya, saya juga sering mampir kalau habis ke makam. Tapi belakangan ini saya malas mampir, bukan memutuskan tali silahturahmi tapi saya juga kan manusia biasa, pingin juga dikunjungi oleh mereka. Tapi tampaknya mereka yang enggan, jadinya saya pun malas, apalagi memang waktu masih ada alm suami hubungan kami ga terlalu dekat. Tapi saya selalu ambil berkah nya aja, kan mempererat tali silahturahmi menghapus dosa, melancarkan rezeki dan memberi kebahagian juga. Rasa enggan atau malas main ke rumah mereka itu sebenarnya di dasari berbagai alasan, iya mereka kurang care pada anak-anak terutama kepada saya. Setiap haul atau peringatan aja, mereka selalu sibuk dan kalau datang terburu-buru pulang. Hahahhaha yah jadinya itu salah satu alasannya juga, dan juga pas pulang umrah Desember lalu, pingin juga ditengokin mereka berbagi keberkahan. Tapi satu pun ga ada yang nongol hahahhaa ya udah lah itu sebenarnya masalah klise sih, setan senang tuh kalo liat manusia berselisih kaya gini. Makanya mohon maaf kalau saya sekarang udah ga pernah mampir lagi, saya udah lelah menjadi penjemput bola.
4. Sodaqoh
Anak-anak dan termasuk saya, kalau mau infak atau sodaqoh menyebutkan namanya. Pas dia meninggal, saya sempat bingung dengan harta yang ditinggalkannya. Makanya pernah berpikir, semua uangnya pingin saya sodaqoh kan semuanya. Sodaqoh adalah salah satu senjata kita, untuk menuju surgaNya Allah SWT. Tapi berpikir lagi, ada 2 anaknya yang masih butuh biaya untuk kuliah.
5. Menerapkan dan mencontoh perbuatan baiknya
Dulu semasa hidup almarhum gemar sodaqoh pada anak yatim dan juga nenek-nenek atau pada mereka yang membutuhkan. Dia (alm) gemar membantu orang yang dalam kesulitan. Kalau ada yang pinjam uang, dia tidak mengharapkan dikembalikan.
Itulah beberapa cara saya untuk mengobati kerinduan, walaupun udah 4 tahun kadang rasa tak percaya dia telah tiada masih aja muncul. Kadang rindu yang sangat membuat hati ini pedih, hanya menangis yang menjadi pelampiasan. Tapi kembali lagi semua yang di takdirkan adalah akhir yang terbaik untuk kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang bersabar dan selalu bertambah kesabarannya. Aamiin ya rabball 'alamin.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar setelah selesai membaca.